KORANJURI.COM – Cuaca panas terik menjadi tantangan tersendiri untuk atlet yang bertanding di IFCS Climbing World Cup, Nusa Dua. Hari pertama kejuaraan panjat tebing dunia itu mempertandingkan nomor lead dan speed.
Cuaca di Peninsula Island sangat terik dengan suhu 32 derajat terasa seperti 39 derajat. Faktor cuaca ini, kata Manajer atlet panjat tebing Indonesia Ical Umarella, cukup berpengaruh terhadap stamina atlet.
“Saya pikir semua akan jadi tantangan karena kali ini kita akan bermain di panas yang terik, mudah-mudahan menguntungkan untuk atlet kita,” kata Ical di Badung, Bali, Jumat, 2 Me 2025.
“Pasti, kemarin ketika di Madrid, atlet kita bermain di suhu 8 derajat. Sekarang bagian kita, mereka bermain di tempat kita, mudah-mudahan saja,” tambahnya.
Dalam kompetisi dunia IFSC World Cup Series lead dan speed ini, timnas Indonesia menurunkan menurunkan 31 atlet, terdiri dari 19 atlet putra speed, 9 atlet putri speed, 6 atlet lead putra dan 6 atlet lead putri.
Ical mengatakan, tahun ini, proses speed adalah menjaga konsistensi karena lebih cooling down setelah berhasil menggondol emas di olimpiade sebelumnya.
“Secara fisik, psikis dan teknis kami siap. Kalau di lead teman-teman sudah tahu lah. Pertarungan speed terakhir di wujiang, China itu, Suksma Lintang Cahyani masuk 18 besar dunia untuk lead putri, speed putra Kiromal Katibin di peringkat 3,” kata Ical.
Sedangkan untuk lead putra, pihaknya pasang target tembus ke peringkat pertama sebelum Olimpiade Los Angeles 2028. Ical menyebutkan, saat ini Indonesia berada di peringkat 3 dunia untuk nomor lead.
“Mudah-mudahan untuk satu dua tahun ke depan kita bisa berada di top level dunia,” harap Ical Umarella. (Way)