KORANJURI.COM – Kabupaten Jembrana, Bali, berada pada wilayah krusial sebagai hub logistik pangan Jawa-Bali. Namun, alih fungsi lahan yang masif jadi tantangan ketahanan pangan di wilayah Bali Barat itu.
Sepanjang musim panen 2024 , cakupan luasan lahan mencapai 14,7 ribu hektar dengan produksi gabah 80 ribu ton.
Keberadaan Rice Milling Unit (RMU) di Kabupaten Jembrana menjadi bagian penting dalam menjaga ketersediaan beras. Didukung oleh peran Perumda Tribhuwana sebagai offtaker komoditas pangan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Butet Linda H. Panjaitan mengungkapkan, ancaman alih fungsi lahan perlu diimbangi dengan penggunaan teknologi pertanian moderen.
“Sehingga akan meningkatkan produktivitas pertanian dan Bank Indonesia mendorong penyusunan Roadmap TP2DD 2026-2030,” kata Linda dalam high level meeting TPID dan TP2DD Kabupaten Jembrana, Senin (3/11/2025).
Bank Indonesia menekankan pentingnya penguatan dan penyelarasan framework Program Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD).
“Arah kebijakan pemerintah ini mengedepankan penerimaan maupun belanja pemerintah melalui transaksi digital,” kata Butet.
Menurut Linda, penguatan efektivitas belanja pemerintah di area digital mencakup peningkatan literasi pembayaran digital melalui teller dan reward pajak, serta akselerasi realisasi Kartu Kredit Indonesia (KKI).
Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna menambahkan, sinergi TPID dan TP2DD jadi pilar penting memperkuat pondasi pembangunan ekonomi yang inklusif, berdaya saing dan berkelanjutan.
“Kami mengapresiasi Bank Indonesia Bali atas dukungan, pendampingan dan sinergi dalam menjaga stabilitas ekonomi serta mempercepat inovasi tata kelola keuangan daerah,” kata Ngurah Patriana. (Way)
