KORANJURI.COM – Perkembangan STIKOM Bali dari awal hingga kini makin moncer. Sejak berdiri pada 10 Agustus 2002, STIKOM Bali semakin dikenal di tingkat nasional dan internasional. Terbukti STIKOM Bali selalu menjadi mitra perguruan tinggi nasional dan internasional untuk menggelar seminar atau konferensi berskala internasional yang diadakan di Bali.
Selama tahun 2018 ini saja, STIKOM Bali menjadi tuan rumah dua event internasional yakni ICoGOIA bekerja sama dengan Universitas Pakuan Bogor dan ICOT bekerja sama dengan Ideas Lab. Hal itu dikatakan Ketua STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan, di ruang kerjanya, kampus STIKOM Bali, Renon, Denpasar, Sabtu, 27 Oktober 2018. Dadang Hermawan dimintai keterangannya terkait Wisuda ke-23 STIKOM Bali pada Sabtu (27/10/2018).
Dadang menyebut, dari sisi prestasi, pada tahun 2016 Kemenristek Dikti menempatkan STIKOM Bali sebagai sekolah tinggi ICT terbaik peringkat 3 nasional di bawah STMIK Jakarta dan Amikom Yogyakarta. Para mahasiswa STIKOM Bali juga selalu tampil sebagai juara dalam setiap perlombaan bidang IT maupun non-IT.
Tahun lalu, tim mahasiswa STIKOM Bali keluar sebagai juara pertama lomba aplikasi Asian Games 2018, juara aplikasi bisnIs LINE, juara favorit lomba IT di ITB Bandung, juara kedua lombat IT di IPB Bogor, dan teranyar (2018) adalah juara pertama lomba ciber security di Jakarta.
Untuk lomba bidang non-IT, mahasiswi STIKOM Bali terpilih menjadi Putri Pariwisata Nusatara yang diadakan oleh Kemnterian Pariwisata RI, 2016.
Mengenai wisuda hari ini, Dadang Hermawan menjelaskan, jumlah yang diwisuda sebanyak 557 orang yang terdiri dari Sarjana Komputer (S.Kom) 542 orang dan Diploma III sebanyak 15 orang. Mereka telah menempuh kuliah rata-rata untuk S1 empat tahun dan untuk D3, tiga tahun. Sehingga sampai dengan wisuda ke-23 ini, alumni STIKOM Bali berjumlah 5.773 orang terdiri dari S1 sebanyak 5.107 orang dan D3 sebanyak 666 orang.
“Dari 542 sarjana baru ini, 11 di antaranya lulusan kelas internasional dan berhak menyandang dua gelar, yakni S.Kom dari STIKOM Bali dan BIT atau Bachelor of Information Technology dari Help University Kuala Lumpur,” terang Dadang.
Terpisah, Pembina Yayasan Widya Dharma Santhi, induk STIKOM Bali, Prof. Dr. I Made Bandem, MA menambahkan, STIKOM Bali kini sedang menunggu izin operasioan menjadi universitas. Menurut mantan Rektor ISI denpasar dan ISI Yogyakarta, langkah Ini untuk mengakomodasi keinginan masyarakat Bali tentang penambahan program studi serta sesuai renstra tahun 2015.
Pada awal tahun 2016, yayasan telah mengajukan perubahan bentuk perguruan tinggi dari Sekolah Tinggi menjadi Institut ke Kementerian Ristek dan Dikti dengan menambah beberapa program studi baru.
“Namun setelah divisitasi oleh tim dari Kemristekdikti, kami disarankan untuk merger dengan dua politeknik yang satu grup yakni Politeknik Ganesha Guru dan Politeknik Nasional untuk menjadi satu univeritas dengan nama Universitas Teknologi dan Bisnis (UBISTEK) Bali dengan 10 Program Studi S1, 1 Prodi S2 dan 6 Program Studi D3. Saat ini sudah unggah persyaratan tahap pertama, mohon doanya mudah-mudahan dalam waktu yang singkat sudah terbit ijinnya,” beber Prof. Made Bandem. (*)