KORANJURI.COM – Bareskrim Polri berhasil membongkar clandestine yang merupakan laboratorium hydroponic Ganja di dalam kamar Villa Sunny Canggu, Bali, Selasa 2 Mei 2024.
Bareskrim juga berhasil mengungkap jaringan Hydra Indonesia dan melakukan penangkapan salah seorang DPO asal Indonesia berinisial LM. Pria asal Banjarmasin itu dideteksi sebagai kaki tangan Fredy Pratama.
Laboratorium ekstasi yang ada di Sunter, Jawa Barat, jaringan Freddy Pratama.
BERITA TERKAIT
Kembar Ukraina Otak di Balik Produksi Ganja Hidroponik dan Ekstasi di Canggu
Ada Bunker Khusus di Vila Tempat Produksi Narkoba yang Digerebek Mabes Polri di Bali
Kabareskrim Polri Komjen Pol. Wahyu Widada mengungkapkan, dalam kasus itu polisi berhasil menangkap 4 orang tersangka yakni 3 Warga Negara Asing dan 1 WNI serta mengamankan barang bukti.
IV dan MV berkebangsaan Ukraina, keduanya berperan sebagai pengendali di laboratorium di Villa Sunny.
“Mereka juga yang meracik dan memproduksi narkoba di laboratorium villa Sunny itu,” jelas Komjen Pol. Wahyu Widada, di Villa Sunny Canggu, Bali, Senin, 13 Mei 2024
Barang bukti yang berhasil diamankan berupa ganja hydroponik seberat 9.799 gram, alat cetak ekstasi, Mephedrone sebanyak 447 gram, ratusan kilogram berbagai jenis kimia, dan peralatan laboratorium.
“Tim juga berhasil mengamankan KK Warga Negara Rusia dari jaringan Hydra yang berperan sebagai pemasar hasil produksi narkoba dari laboratorium Villa Sunny itu,” jelasnya.
KK diamankan di wilayah Gianyar dengan barang bukti ganja seberat 382,19 gram, Hashis seberat 484,92 Gram, Kokain seberat 107,95 gram dan Mephedrone sebanyak 247,33 gram.
Sementara LM warga Indonesia yang merupakan DPO berperan sebagai kurir berhasil diamankan dengan barang bukti sabu-sabu seberat 6 kilogram.
Komjen Pol. Wahyu Widada menjelaskan, berdasarkan keterangan tersangka, bahan yang digunakan untuk memproduksi narkoba dan peralatan yang tidak ada di Indonesia di beli dari China melalui marketplace Alibaba dan Ali Express.
“Bibit ganja dikirim dari Rumania,” jelasnya.
Tersangka membuat perkebunan ganja hydroponik moderen yang berada di basemen Villa Sunny dengan sistematik menggunakan lampu Ultraviolet, alat pengukur PH, pemberian ait, oksigen dan pupuk secara teratur yang menghasilkan bunga ganja berkualitas.
“Tersangka membangun lab narkoba di tengah pemukiman warga untuk memyamarkan kegiatannya. Bangunan villa yang sebelumnya sama dimodifikasi oleh tersangka untuk membuat pabrik dan kebun ganja hydroponik di basement,” ungkap Komjen Pol. Wahyu Widada.
Pemasaran produk narkoba yang dihasilkan melalui jaringan Hydra Indoensia, dark web menggunakan kode darknert Forum 2 Roads.cc melalui aplikasi telegram bot, dan juga dipasang di jalan-jalan di wilayah Bali.
Beberapa grup telegram itu antara lain Bali Hydra Bot, Cannashop Robot, Bali Cristal Bot, Hydra Indonesia Manager dan Mentor Cannashop.
“Pembayarannya salahsatunya menggunakan mata uang kripto,” ujarnya. (Way)