KORANJURI.COM – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dinilai PGRI Bali bisa dilakukan selama tidak dipaksakan dalam penyelenggaraannya, terutama untuk sekolah yang belum siap.
Ketua PGRI Bali, I Gede Wenten Aryasuda, mengatakan, beberapa sekolah yang jadi proyek percontohan ujian nasional dalam jaringan itu, memiliki kesiapan cukup untuk pelaksanaan CBT atau computer based test.
“Konsep CBT memang progresif, pendidikan nantinya akan mengarah kesana dan sekarang sudah mulai banyak peserta UNBK dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Aryasuda.
Namun pihaknya juga memberikan catatan terkait UNBK tersebut. Mata pelajaran IT yang sudah tak lagi diajarkan di Kurikulum 2013, menurutnya perlu ‘dihidupkan’ kembali. Penguasaan komputer bagi siswa menurutnya belum cukup jika dilakukan secara otodidak. Pembelajaran teknologi informasi di sekolah akan membuat siswa terbiasa dengan perangkat komputer. Dengan demikian kecakapan siswa di bidang skill komputer akan bertambah.
“Disamping itu, komputer yang dimiliki sekolah untuk UNBK tahun berikutnya juga terawat karena sering digunakan,” ujarnya demikian.
Tahun ini ada 27 sekolah di Bali yang menyatakan diri cukup siap menyelenggarakan UNBK. Jumlah itu terbagi untuk SMA/SMK dan 1 SMP yakni SMPN 1 Gianyar.
Dari pantauan Koranjuri.com, beberapa sekolah masih ragu-ragu dengan persiapan yang dilakukan. Sekolah penyelenggara UNBK terkendala jumlah komputer yang masih kurang dari persyaratan yang diwajibkan yakni 1/3 dari jumlah peserta UNBK.
Tapi justru sekolah yang jumlah siswa peserta UN -nya ramping, cukup siap menggelar UNBK seperti sekolah kejuruan yang berbasis teknologi informasi.
Way