Srikandi Berkebaya Taklukkan Ombak Pantai Kuta Diatas Papan Selancar

oleh
Peselancar wanita di pantai Kuta memeriahkan peringatan Hari Kartini 2017 dengan melakukan selancar berbusana kebaya, Kamis, 2 April 2017 - foto: Wahyu Siswadi/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Ombak di pantai Kuta pagi itu terlihat cukup ideal untuk dijadikan wahana berselancar. Empat orang Srikandi, dengan berbusana kebaya, menenteng papan selancar menuju air untuk menaklukkan gelombang. Kegiatan itu bertajuk Festival Kartini 2017 yang diinisiasi oleh komunitas penggemar selancar di Bali.

Mereka diantaranya, Alex Indopurejoy (27), perempuan asal Flores, Nusa Tenggara Timur, Rosita dan seorang bule asal Rusia, Elvina Ensh (22).

“Aku tertarik dengan Surfing sejak 5 tahun lalu dan sekarang ada acara unik memperingati hari Kartini dengan surfing berkebaya,” jelas Alex di pantai Kuta, Kamis, 22 April 2017.

Bagi perempuan berkulit eksotis ini, keterlibatannya memeriahkan hari lahir pahlawan Emansipasi menjadi sebuah kekaguman tersendiri. Di era sekarang peran perempuan setara dengan kaum laki-laki.

Elvina Ensh (22), perempuan asal Rusia ikut berselancar  menyemarakkan peringatan Hari lahir Pahlawan Emansipasi Indonesia, RA Kartini - foto: Wahyu Siswadi/Koranjuri.com
Elvina Ensh (22), perempuan asal Rusia ikut berselancar menyemarakkan peringatan Hari lahir Pahlawan Emansipasi Indonesia, RA Kartini – foto: Wahyu Siswadi/Koranjuri.com

Meski diakui, berselancar dengan mengenakan kebaya baru pertama kali ia lakukan. Namun, kesenangan dan pengalaman baru yang dirasakan membuatnya tertarik untuk melakukannya.

“Ini seperti pengakuan diri bahwa perempuan bisa melakukan banyak hal. Bahkan menaklukkan gelombang dengan pakaian tradisional,” ujarnya.

Elvina ensh (22), perempuan berparas manis asal Rusia ini juga mengatakan hal yang sama. Ia datang jauh dari negaranya untuk menjadi ‘perempuan luar biasa’ berdiri diatas papan selancar dengan berkebaya.

“Saya seperti menjadi wonder woman Indonesia,” ujar Elvina.

Seperti Alex, Elvina juga baru pertama berada di air dengan mengenakan busana serba tertutup. “Saya baru sebulan belajar Surfing dan ini sangat menantang untuk dilakukan,” tambahnya.

Sementara, Rosita yang juga ikut terjun ke air lebih detail mempersiapkan semuanya. Termasuk, pemilihan kostum agar lebih leluasa saat berada di air.

“Saya tidak banyak melakukan gerakan, hanya Surfing saja. Kostumnya pun aku pilih yang lengannya tak terlalu panjang,” kata Rosita.

Rosita berharap, olahraga Surfing dapat diterima oleh khalayak luas dan bersanding dengan olahraga lainnya yang telah lebih dulu diterima.
 
 
Way

KORANJURI.com di Google News