Siswa SMK PN 2 Purworejo Dibacok OTK, Ini Penjelasan Pihak Sekolah

oleh
Kondisi korban Mutakin, saat dirawat di RSI Loano - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Masyarakat Purworejo dihebohkan dengan pembacokan yang menimpa Mutakin (16), siswa SMK PN 2 Purworejo, kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Senin (27/11) siang.

Warga Dusun Gambol, Desa Kalijambe, Bener itu menjadi korban pembacokan orang tidak dikenal di jalan raya Purworejo – Magelang Km 12, tepatnya di Dusun Paguon, Desa Kalijambe. Untuk selanjutnya, korban dirawat di RSI Loano.

“Akibat kejadian itu korban mengalami luka pada bahu kanan sepanjang 15 cm dengan kedalaman sekitar 1 cm,” jelas Kapolsek Bener, AKP K. Aziz, Senin (27/11).

Drs Arie Edy Prasetyo, MBA, Pembina Yayasan PN Purworejo - foto: Sujono/Koranjuri.com
Drs Arie Edy Prasetyo, MBA, Pembina Yayasan PN Purworejo – foto: Sujono/Koranjuri.com

Dijelaskan oleh Aziz, sebelum kejadian, korban dari arah selatan (Purworejo) mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter MX nopol AA 2087 WG. Tiba dilokasi kejadian tiba-tiba korban dibacok oleh orang tidak dikenal yang mengendarai sepeda motor.

“Usai membacok, orang tidak dikenal langsung tancap gas ke arah utara (Magelang),” terang Aziz.

Aksi pembacokan pelajar SMK PN 2 tersebut, diduga kuat dipicu dari beredarnya lagu yang berlirik provokasi di medsos, yang menyebut beberapa nama sekolah, yang dinyanyikan 4 oknum siswa SMK PN 2 kelas X.

Menanggapi hal itu, Drs Arie Edy Prasetyo, MBA, selaku Pembina Yayasan PN, membenarkan hal tersebut. Diakuinya, bahwa keempat oknum siswa yang menyanyikan lagu bernada provokasi itu, adalah siswa PN 2 kelas X.

“Keempatnya sudah kami beri sanksi/hukuman, dengan bersujud dan membaca istighfar 20 ribu kali. Saat ini sedang kita proses untuk dikembalikan ke orangtuanya,” jelas Arie, Selasa (28/11).

Arie mempersilahkan aparat penegak hukum untuk memproses keempat siswa tersebut, jika dipandang perbuatannya itu melanggar hukum (UU ITE). Arie juga meminta polisi untuk menangkap dan memproses pelaku dari pembacokan tersebut.

Untuk menjaga suasana tetap kondusif dan tidak berkepanjangan, Arie secepatnya akan melaksanakan muhibah (kunjungan) ke sekolah-sekolah yang disebutkan dalam lagu tersebut, dengan melibatkan osis.

“Kita akan jelaskan, bahwa para pelaku dalam lagu bernada provokasi itu adalah oknum, bukan atas nama lembaga. Dan kita meminta maaf atas kejadian itu,” pungkas Arie. (Jon)

KORANJURI.com di Google News