KORANJURI.COM – Sebanyak 45 siswa SMK Kesehatan Purworejo dari kelas X, mengikuti Peningkatan Pelatihan Ketrampilan di Masa Pandemi, yang dilaksanakan dalam
dalam Rangka Milad SMK Kesehatan ke 7, Senin (22/02/2021).
Para peserta ini, merupakan perwakilan dari pengurus OSIS, Rohis, Pramuka, dan PMR. Mereka diberikan keterampilan keprotokoleran, Event Organizer, dan retorika.
“Tujuannya untuk memberikan bekal pada anak-anak kita, dalam hal kemampuan untuk berpidato, berkomunikasi, kemampuan dalam mengolah event organizer, serta melakukan sebuah manajemen acara yang bagus yaitu, keprotokoleran,” jelas Kepala SMK Kesehatan Purworejo, Nuryadin, SSos, MPd, di sela-sela kegiatan.
Sehingga nanti, kata Nuryadin, akan bermanfaat untuk sekolah. Acara-acara yang dilakukan di sekolah itu akan tertata dengan bagus, baik, sehingga dampaknya pada promosi sekolah.
Dan yang lebih penting, menurut Nuryadin, pengalaman ini akan bermanfaat ketika siswa nanti lulus, karena dia akan terjun di masyarakat atau perushaan. Diharapkan dia punya kemampuan lebih, sehingga akan mampu mengorganisir, dan membuat kegiatan-kegiatan.
“Hal itu sesuai salah satu motto di SMK Kesehatan Purworejo, tertib organisasi. Ini bagian dari penjabaran tertib organisasi. Sehingga nanti anak-anak kita di masyarakat dibutuhkan. Akan dicari, dan dipandang keberadaannya. Karena bisa memanfaatkan potensi dirinya pada masyarakat atau perusahaan,” ungkap Nuryadin, didampingi guru BP/BK, Devi Cahyanti, SPd.
Untuk materinya sendiri, ada manajemen EO yang disampaikan oleh Nuryadin, keprotokoleran disampaikan oleh Devi, dan retorika oleh Nuryadin dan Devi, yang dilanjutkan dengan praktek.
Follow up dari acara ini, ujar Nuryadin, besok pada acara milad SMK Kesehatan Purworejo akan dipegang oleh siswa peserta semua, yang mengorganizer dan mengatur protokolernya. Dia berharap, semoga acara yang diselenggarakan sekolah ini tertata baik, bagus, sehingga bisa bermakna bagi masyarakat dan dampaknya pada promosi sekolah.
“Setiap ada acara di sekolah, yang mengolah siswa secara bergantian, sehingga ada pengalaman. Ilmu ini tak ada di mata pelajaran di sekolah,” kata Nuryadin.
Menurut Nuryadin, siswa akan merasakannya ketika nanti sudah terjun ke masyarakat atau dunia kerja, karena akan biasa memenej masyarakat, bikin EO, serta memenej potensi diri dan lingkungannya.
“Dan itu bisa dijual. Sekarang jamannya you tube, web, IG. Kegiatan walau sederhana bisa dijual jadi duit. Dan itu butuh kemampuan mengorganizer,” pungkas Nuryadin. (Jon)