KORANJURI.COM – 806 siswa SMK PGRI 4 Denpasar mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Jumlah itu terdiri dari siswa jurusan Akomodasi Pada sebanyak 544 siswa dan Tata Boga 262 siswa.
Kepala SMK PGRI 3 Denpasar Nengah Madiadnyana mengatakan, UNBK hari pertama di sekolahnya sempat diwarnai mati listrik.
“Tapi tidak mengganggu. Karena listrik padam saat komputer dihidupkan secara bersamaan, dan itu berlangsung sebentar sebelum ujian dimulai,” jelas Nengah Madiadnyana, Senin, 25 Maret 2019.
7 ruang kelas digunakan untuk menampung peserta UNBK, dengan setiap ruangan berisi 40 siswa. Sedangkan jumlah server ada 7 unit dengan cadangan sebanyak 2 unit.
Madiadnyana menjelaskan, UN tidak lagi digunakan sebagai penentu kelulusan. Namun demikian, dari kesiapan, pihaknya melakukan secara optimal dalam simulasi. Dalam simulasi itu, dilakukan evaluasi hingga akhirnya seluruh siswa SMK PGRI 3 Denpasar dengan lancar menghadapi ujian berbasis digital itu.
“Dua kali sekolah kita menyelenggarakan UNKB dan di tahun kedua ini persiapan, baik teknis maupun mental, siswa lebih maksimal kita lakukan,” jelasnya demikian.
UNBK kedua ini juga dilakukan secara mandiri. Dijelaskan Madiadnyana, siswa tidak menumpang di sekolah lain untuk mengikuti ujian daring ini. Namun di sisi lain, ada konsekuensi yang harus ditanggung sekolah yakni, mengeluarkan biaya cukup besar untuk menyewa komputer.
Selama ini, properti komputer yang dimiliki SMK PGRI 3 Denpasar sebanyak 100 unit desktop. Sedangkan kebutuhan untuk UNBK sedikitnya harus disiapkan sebanyak 276 unit komputer.
“Untuk menyukseskan program pendidikan pemerintah, sekolah harus mampu mengikutinya, disamping juga sebagai pembelajaran siswa agar familiar teknologi dalam pembelajaran formal dunia pendidikan,” ujarnya. (Way)