KORANJURI.COM – Ketua Yayasan Dua Hati Bali, Yusuf Pribadi mengungkapkan, jumlah kasus penularan HIV/AIDS terbesar terjadi karena aktifitas seks bebas. Namun percepatan penularan justru lebih tinggi lewat penggunaan jarum suntik pada pecandu narkoba.
“Dari jarum suntik yang sudah tercemar virus HIV lebih cepat penularannya dibandingkan penularan lewat heteroseksual,” kata Yusuf Pribadi saat mengikuti workshop yang diadakan BNN Kota Denpasar, Selasa, 26 April 2016.
Menurut pria yang akrab dipanggil Sting ini, toleransi tubuh juga cukup berperan untuk tertular virus HIV/AIDS. Pecandu narkoba umumnya memiliki ketahanan fisik yang yang lemah sehingga bisa dengan cepat tertular virus mematikan itu jika bertukar jarum suntik yang telah tercemar.
Dalam catatannya, saat ini tren penggunaan jarum suntik bagi pecandu narkoba sudah mulai menurun dibandingkan narkoba non suntik yang digunakan secara oral. Tren penurunan itu, menurut Yusuf Pribadi, disebabkan karena zat heroin yang ada di pasar gelap narkoba mulai langka ditemukan.
“Secara fluktuasi pengguna narkoba jarum suntik turun tapi non suntik atau narkoba telan kasusnya semakin naik,” jelasnya.
Dalam melakukan pencegahan penularan HIV/AIDS, Yayasan Dua Hati Bali melakukan pendekatan hingga ke tingkat keluarga dengan memberikan konseling kepada pengguna narkoba suntik (Penasun).
“Kami lakukan support pasangan bagi penasun, pasangan itu bisa istri, pacar maupun teman dekat. Karena tidak semua kasus HIV terungkap di lingkungan keluiarga,” ujar Sting.
way