Rasa ikhlas disimbolkan dalam sesaji sega golong yang memiliki makna gumolonging ati. Kedalaman hati manusia yang tak dapat diukur, jauh lebih luas dan dalam jika dibandingkan dengan lautan.
Melalui keluasan dan kedalaman hati tersebut manusia harus mampu membangun kesabaran, menjaga hati agar tidak dikalahkan oleh nafsu dan pikiran.
Pala pendem, pala sampar, pala gantung dan ingkung, sebagai simbol kehidupan manusia yang tak selamanya mengenyam kebahagiaan, akan tetapi juga kesampar kesandung.
Kesulitan dan kesusahan dialami oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai umat yang diberikan anugerah akal dan pikiran, cobaan tersebut bagian dari proses manusia agar memiliki cita-cita dan semangat hidup.
Menyandarkan semua pada Tuhan tanpa mengurangi semangat usaha. Dengan menyandarkan kehidupan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, manusia akan mengingat juga bahwa kelak semua yang hidup akan mati, kembali kepada Sang Khalik.
Seluruh rangkaian ritual Umbul Donga memiliki esensi dharma atau kebaikan. Tidak hanya bagi manusia dengan manusia, tetapi juga manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan Sang Maha Pencipta-Nya.
“Oleh karena itu melalui keselarasan yang di bangun dalam umbul donga, ketenteraman dan keselamatan akan terwujud, khususnya keselamatan bagi bangsa dan negara Indonesia,” kata Ki Joko Budaya. (Jk)