Usaha menuju Indonesia emas bukan hal yang mudah untuk dicapai, butuh kerja keras dan gotong royong bersama untuk mewujudkannya.
Meski Pujangga Ronggowarsito telah meramal akan datangnya jaman kalasuba atau masa keemasan setelah jaman edan.
Akan tetapi kemakmuran dan kesejahteraan tentu tidak akan pernah dapat terwujud jika tidak ada usaha dan kerja keras.
Berbagai situasi dan kondisi bangsa saat ini mendasari para kyai dan budayawan menggelar Umbul Donga memohon keselamatan bangsa dan negara. Tujuannya, agar Indonesia dijauhkan dari bencana, marabahaya dan perpecahan.
Pada ritual Umbul Donga disertakan juga sedekah berupa nasi gurih, sega golong, ingkung dan jajanan pasar pala pendem, pala sampar dan pala gantung.
Sedekah itu sebagai sebuah simbol permohonan, harapan dan cita-cita kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar senantiasa memberikan berkah keselamatan dan kemakmuran.
Nasi gurih atau sega wudug memiliki makna kesucian hati di setiap perilaku. Sebagai umat ciptaan Tuhan yang tak lepas dari kesalahan dan dosa, manusia harus sadar akan hal itu.
Sebab melalui kesadaran tersebut akan tumbuh rasa eling lan waspada. Senantiasa ingat bahwa segala perilaku akan menimbulkan ekses hukum sebab dan akibat.
Untuk menghindari timbulnya dampak hukum kehidupan tersebut, manusia harus belajar berlaku sabar sebagai jalan menuju keihklasan.