Seberapa Peduli Kita dengan Penyandang Disabilitas?

oleh
Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya mengadakan diskusi dengan tema 'Economic Empowerment for People with Disabilities'. Diskusi dilakukan di Annike Linden Center, Tohpati, Denpasar, Senin, 2 Oktober 2017 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Penyandang disabilitas bukan untuk dikasihani. Namun yang mereka butuhkan adalah akses untuk mendapatkan kesempatan sama dengan orang bukan penyandang disabilitas.

Joyce Bender, Presiden dan CEO Bender Consulting Services menjelaskan, sulitnya penyandang disabilitas mendapatkan akses pekerjaan karena ada stigma maupun kategorisasi tertentu.

“Banyak sekali cara untuk mensiasati bagaimana kita berkomunikasi dengan penyandang disabilitas. Mereka juga punya kemampuan bagus dan sangat menghargai pekerjaannya,” jelas Joyce Bender di Annike Linden Center, Tohpati, Denpasar, Senin, 2 Oktober 2017.

Bender mengatakan, stigma itu harus segera diakhiri. Secara tegas ia mengatakan, disabilitas adalah suatu kondisi yang bukan berarti tidak dialami oleh non penyandang disabilitas.

“Kita tidak tahu sampai kapan berada di situasi temporarily able. Tapi yang saya sampaikan disini, stigma terhadap kaum disabilitas harus segera diakhiri,” ujarnya.

Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya mengadakan diskusi dengan tema ‘Economic Empowerment for People with Disabilities’. Diskusi dilakukan di Annike Linden Center, Tohpati, Denpasar. Acara itu juga dihadiri oleh perusahaan yang menerima dan mempekerjakan penyandang disabilitas.

Bagus dari Alila Seminyak mengakui penyandang ketidakmampuan fisik memiliki etos kerja yang baik. Sementara, ritel moderen Alfamart mulai membuka lowongan untuk kaum difabel di seluruh Indonesia.

“Mereka dipekerjakan di bidang-bidang tertentu dan sangat bertanggungjawab dengan pekerjaannya,” ujar Bagus.(Way)

KORANJURI.com di Google News