KORANJURI.COM – Satlantas Polres Kebumen berhasil tekan kecelakaan lalulintas. Hal itu bisa dilihat, selama bulan Februari 2017, hanya ada 7 kejadian, dengan 2 korban meninggal dunia.
Padahal sebelumnya, hingga bulan Januari 2017, setiap bulan rata-rata ada 26-30 kejadian lakalantas, dengan korban meninggal antara 7-10 orang.
Hal itu, menurut Kasatlantas Polres Kebumen, AKP Aditia Mulya Ramdhani, SIK, tak lepas dari kegiatan kepolisian, seperti tindakan preemtif maupun preventif.
“Kita gencar operasi rutin, memperbanyak keberadaan polisi di tengah-tengah masyarakat,” jelas Aditia, Sabtu (25/2).
Ada 7 pos dari timur hingga perbatasan Banyumas, kata Aditia, yang setiap hari minimal 2 kali menggelar razia dengan waktu yang tidak ditentukan, yakni, pos Prembun, Kutowinangun, Patwal, Simpang Lima, Karanganyar, Gombong, dan Kretek.
Dengan rutin menggelar razia, aku Aditia, hasilnya sangat efektif. Masyarakat lebih berhati-hati, hingga menimbulkan kesadaran dan kedisiplinan untuk tertib berlalulintas di jalan.
“Setiap bulan rata-rata kita menilang 4 ribu pelanggar. Secara teori, makin banyak pelanggaran, akan semakin banyak kejadian lakalantas. Tapi hal itu bisa berbanding terbalik. Buktinya, angka kecelakaan menurun drastis. Itulah kenapa, kita gencar operasi,” terang Aditia.
Banyak faktor, kata Aditia, penyebab timbulnya kecelakaan, seperti faktor manusia, jalan, cuaca, maupun kendaraan. Dari kesekian penyebab, menurut Aditia, yang paling penting, kesadaran dan kedisiplinan berlalulintas di jalan.
Banyaknya kejadian lakalantas selama tahun 2016, ujarAditia, menimbulkan 4 titik black spot, yakni, area dalam jarak 500 m, memiliki bobot 30 (fatalitas kecelakaan) dalam setahun. 4 area itu, di Kedungbener, lingkar selatan, jl. Revolusi Karanganyar, dan jembatan Kemit.
Dalam kejadian lakalantas, kata Aditia, memiliki nilai bobot yang berbeda. Untuk korban luka ringan: 1, luka berat: 5, dan meninggal dunia : 10. Dalam area black spot itu, sering terjadi kecelakaan.
“Semoga angka kecelakaan bisa kita tekan terus, dengan menumbuhkan rasa kesadaran dan kedisiplinan berlalulintas di masyarakat,” pungkas Aditia optimis. (Jon)