KORANJURI.COM – Komite Pengawas Pembangunan dan pemberantas Korupsi (KP2BK) menemukan keganjilan dalam kegiatan studi tour SMP Negeri Bayat, Klaten, Jawa tengah. KP2BK menduga kegiatan tersebut sarat dengan pungli.
Dugaan didasarkan pada penarikan dana untuk kegiatan study tour yang dinilai terlalu mahal, yakni sebesar Rp 990.000.
Agus Riyanto dari LSM KP2BK menilai, tarikan dana Rp 990.000 dinilai terlalu mahal. Agus mengatakan, iuran yang jumlahnya hampir sejuta per siswa itu harus ada laporan tepat.
“Dugaannya ada bagi-bagi. Jika itu benar, kegiatan ini sarat dengan gratifikasi yang tersistem dan menguntungan pribadi,” jelas Agus Riyanto.
Study tour mewajibkan siswa kelas VIII ikut dalam kegiatan itu. Selain delapan rombel yang terdiri dari 32 siswa. Kegiatan tersebut menurut kepala sekolah adalah kegiatan rutin tahunan.
Kegiatan ini juga untuk memacu kelulusan tahun yang akan datang.
“Kenapa mesti dipermasalahkan. Ini sudah agenda tahunan dan sudah berjalan selama bertahun tahun dan tidak ada masalah” ungkap kepala sekolah SMP Negeri Bayat, Sri Daryanto.
Dikatakan Sri Daryanto, study tour untuk menambah nilai kelulusan. Jadi ditambahkan Sri Daryanto, kegiatan itu sangat dibutuhkan walau tidak diwajibkan di kurikulum. (Gading)