KORANJURI.COM – Relawan Gibran Harapan Indonesia Baru (GHAIB) bersama simpul relawan lain se-Soloraya pendukung Prabowo-Gibran, Rabu siang (7/2/2024) menggelar Umbul Donga di pesanggrahan Langenharjo.
Umbul Donga dihadiri perwakilan dari Tim Kampanye Nasional, Tim Kampanye Daerah, para pembina dan penasehat Relawan
Termasuk, para ketua simpul relawan, serta para budayawan pendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Dalam keterangannya, Dosi Marta, selaku Ketua Relawan GHAIB menyampaikan rasa terimakasih kepada para relawan yang hadir dengan penuh semangat terus berjuang untuk meraih kemenangan untuk pasangan Prabowo Gibran.
Semangat kebersamaan tersebut hendaknya terus dijaga. Sebab tanpa kebersamaan dan gotong royong dari para relawan Prabowo-Gibran, sulit untuk mencapai kemenangan mutlak. Khususnya, kemenangan suara di Kota Solo yang merupakan basis pasangan capres cawapres lain.
Ritual doa umbul donga yang diselenggarakan di pesanggrahan Langenharjo imbuh Marta, merupakan puncak dari kampanye relawan GHAIB. Oleh karena itu prosesinya dibuat lengkap, sesuai dengan tata cara adat luhur budaya Jawa.
Apalagi lokasi yang di pakai adalah pesanggrahan Langenharjo yang dahulu kala pernah di jadikan tempat laku bertapa oleh Sinuhun PB IX, sebelum beliau duduk sebagai raja di Keraton Kasunanan Surakarta.
Oleh sebab itu esensi dari sejarah yang ada tersebut kita ikuti jejaknya, agar pasangan Prabowo Gibran dapat memimpin bangsa ini dan membawanya menuju Indonesia emas yang Makmur dan Sejahtera.
Pada prosesi umbul donga yang di gelar di Pesanggrahan Langenharjo, di gelar juga acara pengambilan air suci dari sumur bandung. Sumur keramat yang dulu pernah di pakai sesuci oleh Sinuhun PB IX setiap kali beliau akan menjalani laku tapa.
Untuk melengkapi proses ritual umbul donga, disajikan juga puluhan sesaji tumpeng urapan dan jajan pasar sebagai symbol ungkapan wujud rasa syukur para relawan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Usai digelar umbul doa, nasi tumpeng urapan dan jajan pasar selanjutkan dibagikan dan dimakan bersama-sama.
Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Surya Wicaksono atau yang akrab disapa Gusti Nino selaku pengelola pesanggrahan Langenharjo dan Pembina Relawan GHAIB mengatakan, prosesi pengambilan air di sumur bandung beserta seluruh rangkaian yang ada sebenarnya mengikuti laku perjalanan para leluhur.
“Agar bisa mengingatkan kita pada keluhuran ajarannya. Tak terkecuali kepada orang tua, kakek buyut dan para winasis. Sebab dengan selalu mengingat, kita akan mengikuti nasehat dan tuntunnya, selalu menjaga budi pekerti dan tata kesopanan dalam perilaku keseharian,” kata Gusti Nino. (JK)