KORANJURI.COM – Pasubayan Desa Adat/Pakraman Bali kembali akan menggelar aksi Selama dua hari, pada 25-26 September 2016. Aksi yang dilakukan secara long march itu akan mengirab bendera merah putih sebanyak 110 buah dan diperkirakan diikuti sekitar 2.000 orang.
Kirab merah putih tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan moral terkait adanya tudingan pihak-pihak tertentu yang menyatakan Desa Adat di Bali tidak loyal terhadap NKRI.
“Berbagai cara digunakan, dari mulai kriminalisasi hingga tudingan miring seperti separatis maupun gerakan makar yang dialamatkan kepada gerakan Bali tolak reklamasi Teluk Benoa,” kata koordinator Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi I Wayan Swarsa yang merupakan Bendesa Adat Kuta.
Aksi yang rencananya dimulai dari Lapangan Puputan Badung, pada Minggu (25/9) pukul 09.00 wita itu, menurut Swarsa, sekaligus untuk menunjukkan jika desa adat di Bali cinta kepada tanah air Indonesia dan menggelorakan persatuan NKRI kepada kaum muda.
Kirab Merah Putih akan melibatkan massa dari Pasubayan Desa Adat Tolak Reklamasi. Sedangkan teknis pelaksanannya yakni, massa akan berjalan kaki menuju pulau Serangan, Denpasar. Di sepanjang jalan yang dilalui, Bendera Merah Putih dibawa oleh massa yang dilakukan secara estafet.
Kemudian, keesokan harinya, Senin, 26 September 2016 sekitar pukul 10.00 wita, perwakilan Pasubayan akan mendatangi Kantor DPRD Bali guna menanyakan tindak lanjut dari 8 aspirasi yang telah disampaikan pada aksi 25 Agustus 2016 lalu.
“Di gedung dewan yang hadir hanya dari para Bendesa Adat yang tergabung dalam Pasubayan sebanyak 40 Bendesa adat,” jelas Wayan Swarsa.
Way