KORANJURI.COM – Mitos Pulung Gantung yang berkembang di Gunung Kidul, Jawa Tengah dipercaya sejumlah orang menjadi penyebab banyaknya kasus bunuh diri. Dari kisah yang berkembang, Pulung Gantung berwujud seperti bola api berekor yang berpijar memerah. Jika turun ke sebuah rumah, diyakini Pulung Gantung akan memakan korban.
Muyek (60), perempuan asal Kalurahan Tepus, Gunung Kidul masih teringat betul dengan peristiwa yang menimpa anaknya Mukijan (28) yang ditemukan tewas gantung diri di sebuah bukit pohon Jati tak jauh dari rumahnya. Peristiwa tragis itu terjadi pada tanggal 3 Juni tahun 2012 lalu.
Sebelumnya, Mukijan membantu Muyek, sang emak, bekerja di ladang dari pagi hingga sore tapi kemudin tak terlihat lagi di rumah. Keluarga merasa cemas dengan keberadaan Mukijan yang mendadak tak terlihat. Mukijan akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia diatas pohon jati.
Mukirah (30) kakak perempuan Mukijan mengisahkan, adiknya Mukijan sempat pamit merantau ke Jambi dan bekerja di proyek bangunan. Bekerja di perantauan, kata Mukirah, ternyata Mukijan ada masalah dengan Mandor bangunan. Gaji beberapa bulan milik Mukijan tak pernah dibayarkan oleh sang mandor dan dibawa kabur.
“Beberapa kali Mukijan mencari mandor bangunan, saat masih di Jambi, tapi tak pernah ketemu,” jelas Mukirah kepada Djoko Judiantoro, wartawan Koranjuri.com.
Sejak kejadian itu, kata Mukirah, adiknya sering melamun dan tak pernah mau makan hingga dirawat di Rumah Sakit. Mukijan dijemput ke Jambi dan diajak pulang ke kampung halamannya di Gunung Kidul.
“Mukijan berubah pemurung dan suka melamun sampai memutuskan untuk mengakhiri hidup,” ujar Mukirah.
Sejumlah kalangan selalu mengkaitkan setiap kasus bunuh diri di Gunung Kidul dengan mitos Pulung Gantung. Tak ada yang tahu, bagaimana mitos Pulung Gantung di Kabupaten pegunungan kapur itu berkembang dan menjadi keyakinan. Namun dari sekian banyak kasus bunuh diri yang terjadi, umumnya kondisi pelaku mengalami depresi karena masalah pribadi maupun sosial. (Jud)