PT EMI Bangun Pabrik Pelet Kayu Di Purworejo

oleh
Pemotongan tumpeng mengawali pembangunan pabrik PT EMI (Pesero) - foto: Sujono

KORANJURI.COM – PT Energy Management Indonesia (Persero), sebuah BUMN yang bergerak di bidang konversi dan konservasi energi, akhirnya resmi mendirikan pabrik pelet kayu di Purworejo, Jawa Tengah. Lokasi pabrik sendiri, berada di Desa Sucen, Kecamatan Bayan.

Pembangunan pabrik, diawali dengan peletakan batu pertama pada Minggu (4/10) lalu oleh Bupati Purworejo, Drs Mahsun Zain MAg, Direktur PT EMI (Persero) Aris Yunanto, disaksikan para tamu undangan.

Dalam sambutannya, Aris Yunanto mengatakan, pabrik yang ditagetkan beroperasi pertengahan tahun 2016 itu hadir sebagai kontribusi nyata PT EMI (Persero) terhadap bangsa, dalam upaya penghematan dan menyiapkan energi alternatif yang ramah lingkungan.

“Bahan utama untuk pelet kayu ini, berasal dari limbah produk pengolahan kayu, kayu kaliandra, dan grilsidia (pohon gamal), yang banyak terdapat di Kedu Selatan. Semua itu bisa digunakan sebagai energy pengganti batubara,” jelas Aris Yunanto.

Pabrik yang didirikan di atas lahan seluas10 hektar ini, nantinya diproyeksikan mampu memproduksi 36 ribu ton pelet kayu pertahunnya. Potensi pelet kayu ini, jika dikonversikan menjadi pembangkit listrik, bisa menghasilkan sedikitnya 5 megawatt. Dan PT Energi Biomasa Indonesia, anak usaha PT EMI (Persero), nantinya yang akan mengoperasikan pabrik pelet kayu ini.

Lebih jauh Aris Yunanto menjelaskan, berbeda dengan batubara biasa, pelet kayu ini memiliki kalori mencapai 4.800 kilo kalori (kkal). Bahkan jika dijadikan arang aktif atau bio car coal, kalorinya bisa mencapai 7.500 kkal.

“Limbah batubara termasuk kategori B3 atau berbahaya. Sementara abu pelet kayu bisa langsung diaplikasikan menjadi pupuk,” lanjut terang Aris.

Bahan baku dalam memproduksi pelet kayu ini, nantinya akan didatangkan dari wilayah sekitar Purworejo, seperti Wonosobo, Magelang, Kebumen, hingga Banyumas. Warga Purworejo diharapkan bisa berpartisipasi dengan menjadi penyuplai bahan baku.

Investasi yang disiapkan untuk pembangunan pabrik bahan bakar alternatif ini mencapai Rp 30 milyar. Soal pemasaran produk pelet kayu nantinya, Aris Yunanto tak merasa khawatir.

Kata Aris, di beberapa negara, pelet kayu sudah digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Bahkan, beberapa perusahaan makanan dan minuman di dalam negeri juga sudah memesan pelet kayu ini sebagai bahan bakarnya.

“Pelet kayu ini adalah bio massa, yang artinya tidak menyebabkan polusi dan ramah lingkungan, sehingga bagus untuk industri makanan dan minuman,” ujar Aris.

Sementara itu, Bupati Purworejo, Drs Mahsun Zain Mag, menyambut baik pendirian pabrik pelet kayu ini. Katanya, banyak manfaat yang akan didapat masyarakat sekitar dengan berdirinya pabrik ini, antara lain, penyerapan tenaga kerja lokal, dan menambah kegiatan ekonomi masyarakat sebagai pengumpul kaliandra.

Jon

KORANJURI.com di Google News