Polri: Mertua Fredy Pratama Diduga Pemasok dan Gembong Kartel Narkoba di Thailand

oleh
Pengungkapan Bareskrim Mabes Polri terhadap jaringan narkoba Fredy Pratama dengan total barang bukti narkoba jenis sabu-sabu mencapai 10,2 ton - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Dalam pengungkapan jaringan narkoba Fredy Pratama, polisi menemukan fakta baru bahwa pemasok narkoba ke jaringan Fredy diduga adalah mertuanya.

Polisi menyebut, mertua Fredy Pratama merupakan gembong kartel terbesar di Thailand.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan, narkoba itu diduga dibeli dari segitiga emas yang merupakan kawasan di bagian utara Asia Tenggara.

Golden Triangle mencakup Burma, Cina, Laos dan Thailand. Wilayah tersebut sejak lama dikenal sebagai pusat peredaran dan sumber narkotika internasional.

“Dari Thailand diduga dikirim ke Malaysia lalu diselundupkan ke Indonesia dengan kemasan teh China,” jelas Mukti, Sabtu, 16 September 2023.

Mukti Juharsa menambahkan, Bareskrim Polri meyakini, Fredy Pratama masih bersembunyi di Thailand. Apalagi istrinya Fredy Pratama juga warga negara Thailand.

Keyakinan Fredy masih berada di Thailand diperkuat dengan fakta bahwa sang mertua merupakan gembong narkotika terbesar di negara itu.

“Kami bekerjasama dengan Interpol, kepolisian Kerajaan Thailand, Kepolisian Malaysia dan Imigrasi Thailand-Malaysia untuk mengetahui keberadaan Fredy Pratama,” ujar Brigjen Mukti.

Dalam pengungkapan yang dilakukan Bareskrim Mabes Polri, Fredy merupakan satu-satunya jaringan pemasok narkoba jenis pil Yaba dan sabu-sabu dari Thailand ke Indonesia.

Dari catatan Bareskrim, dalam sebulan jaringan Fredy Pratama berhasil menyelundupkan sabu-sabu seberat 100-500 kilogram ke Indonesia. Narkoba itu masuk ke Indonesia melalui jalur laut.

Dalam pengungkapan jaringan Fredy Pratama, polisi menyita 10,2 ton sabu-sabu dalam periode 2020-2023. Pelaku yang ditangkap semuanya terafiliasi dengan jaringan Fredy Pratama.

Tim khusus bentukan Bareskrim Mabes Polri juga menyita aset milik Fredy dan jaringannya dengan total lebih dari Rp 10 triliun.

“Tim khusus terus bekerja untuk memburu anggota jaringan Fredy Pratama yang tersebar di sejumlah wilayah di tanah air,” kata Brigjen Mukti Juharsa. (Bob)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News