KORANJURI.COM – Persemki (Persatuan SMK Kesehatan Indonesia) wilayah Kedu, sosialisasikan Permenkes No.80 dan Inpres No.9 tahun 2017, tentang regulasi keberadaan SMK Kesehatan dan lulusan SMK Kesehatan.
Sosialisasi berlangsung Rabu (4/10), di kampus 2 SMK Kesehatan Purworejo, gang Kemuning, Pangenjurutengah.
Sosialisasi dihadiri oleh Ketua Persemki Jateng, BP2MK Magelang, Dinas Kesehatan Purworejo, dengan peserta seluruh SMK Kesehatan, SMK negeri/swasta yang memiliki jurusan kesehatan se-wilayah Kedu.
Dijelaskan oleh Nuryadin, S.Sos, Korwil Persemki Kedu, bahwa selama ini, keberadaan SMK Kesehatan dan lulusannya masih menjadi polemik, di dunia industri (pemakai). Dengan adanya Inpres No. 9 dan Permenkes No.18, semakin memperjelas posisi dan keberadaan SMK Kesehatan dan lulusannya.
Dijelaskan dalam Permenkes tersebut, kata Nuryadin, bahwa setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan bidang kesehatan dibawah jenjang D3, disebut dengan asisten tenaga kesehatan.
“Dengan begitu, lulusan SMK Kesehatan sebagai asisten tenaga kesehatan, bekerja dibawah bimbingan atau menjadi asisten, atau pelaksana teknis S1 atau D3 bidang kesehatan,” jelas Nuryadin, yang juga Kepala Sekolah SMK Kesehatan Purworejo.
Kata Nuryadin, ada 5 jurusan kesehatan yang boleh dibuka, yakni, keperawatan gigi, keperawatan sosial, farmasi, analis kesehatan, dan keperawatan kesehatan. Namun umumnya, di SMK Kesehatan hanya ada jurusan keperawatan kesehatan dan farmasi.
Dengan status yang jelas ini, kata Nuryadin, dunia usaha dunia industri (DUDI) tidak boleh lagi menolak para siswa SMK Kesehatan melakukan PKL (praktek kerja lapangan). Inpres memerintahkan pada Dinas Kesehatan untuk menampung para siswa PKL, dan memanfaatkan tenaga mereka di bidang kesehatan, baik untuk level PNS maupun honorer.
Dengan adanya sosialisasi ini, jelas Nuryadin, para peserta bisa menyatukan langkah, persepsi, visi dan visi, dalam menyiapkan tenaga kesehatan profesional dalam menghadapi globalisasi.
“Antar SMK Kesehatan harus bersinergi, menyatukan langkah lagi dalam menghadapi tantangan globalisasi, dengan meningkatkan kwalitas dan persatuan,” harap Nuryadin. (Jon)