Perjalanan Satu Dasawarsa SMA Negeri 8 Denpasar

oleh
HUT ke-10 SMA Negeri 8 Denpasar di areal Gong Perdamaian, Desa Wisata Kertalangu, Denpasar. Acara yang berlangsung pada Jumat, 26 Agustus 2016 itu dijadikan wahana menuangkan ekspresi seni para siswa - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Dirayakan di areal Gong Perdamaian, Desa Wisata Kertalangu, Denpasar, puncak perayaan HUT ke-10 SMA Negeri 8 Denpasar berlangsung meriah. Tata panggung layaknya konser musik akbar serta didukung permainan sinar laser, menjadikan perayaan hari jadi sekolah paling bungsu di Denpasar ini, terkesan cukup mewah.

Ketua komite sekolah, Anak Agung Ngurah Widiada mengungkapkan, kesan eksklusif yang ditunjukkan bukan dimaksudkan untuk sekedar hura-hura. Tapi semata-mata untuk mengakomodasi ide kreatif siswa dalam mengkreasikan sebuah acara yang layak dinikmati oleh publik.

“Butuh biaya itu pasti. Tapi ini semata-mata memberikan kesempatan kepada siswa melakukan pekerjaan besar dan kita harus apresiasi hasil kerja mereka cukup bagus,” kata Ngurah Widiada, Jumat, 26 Agustus 2016.

Namun yang terpenting dari acara itu, menurutnya, perjalanan napak tilas setelah sepuluh tahun berdirinya SMA Negeri 8 Denpasar. Perjalanan yang ada ditempuh di tengah berbagai kesulitan. Maka dari itu, introspeksi perlu dilakukan untuk meningkatkan kemajuan dan kualitas pendidikan yang ada.

“Bicara pendidikan tak lepas dari kebijakan politis. Proses perubahan setiap kebijakan perlu dicermati agar tidak salah arah dalam mewujudkan rencana kegiatan pendidikan yang sesuai dengan kebijakan yang ada,” terangnya.

Kepala sekolah setempat, Drs. Ida Bagus Ngurah, M.Si mengungkapkan, pencapaian prestasi dari sebuah lembaga pendidikan bersifat sangat subyektif. Penilaian tidak dapat didasarkan hanya dari pandangan internal sekolah. Namun pandangan dari pihak di luar sekolah akan menjadikan lembaganya punya nilai di masyarakat.

“Kita hanya bisa bekerja semaksimal mungkin, soal hasil, nanti masyarakat yang akan menilainya. Kurang bijak kalau kita menyebut diri kita adalah yang terbaik,” jelas Ida Bagus Ngurah.

Perjalanan satu dasawarsa ini, kata Ida Bagus Ngurah, membutuhkan konsentrasi dan integritas dari banyak pihak. Sebagai materi perenungan, dirinya mengajak guru, siswa maupun elemen pendukung yang ada di sekolah untuk bekerja lebih giat.

Sementara, acara yang dimulai sekitar pukul 18.00 wita itu menyuguhkan penampilan dari siswa. Panggung yang berada tepat dibawah Gong Perdamaian tersebut menjadi wilayah ekspresi untuk menuangkan bakat-bakat seni mereka.
 
 
Way

KORANJURI.com di Google News