KORANJURI.COM – Memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS), 16 Oktober 2016, Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana menyerukan kebangkitan pangan nasional dan menghentikan impor pangan. Aksi yang diikuti ratusan mahasiswa itu berlangsung di titik nol Kota Denpasar.
Salah satu peserta aksi, Elsi Grasia menyampaikan orasi bahwa dengan kedaulatan pangan nasional akan menunjang keberlangsungan petani tanaman organik. “Indonesia memiliki ribuan jenis pangan lokal, mari manfaatkan dan kelola itu. Mohon kepada Pemerintah agar menggencarkan kampanye pangan lokal,” kata Elsi Grasia.
Sementara, peserta aksi yang lain, Wayan Artadana mengatakan, pangan menjadi isu sentral di Indonesia. Ketersediaan pangan di Indonesia, menurutnya, masih dibayangi makan impor dari luar negeri.
“Ini menunjukkan ketahanan pangan kita masih lemah,” kata Artadana.
PBB melalui FAO atau organisasi pangan sedunia, melihat dinamika gejala pelestarian terhadap pangan lokal dimasing masing daerah sangat buruk. Dengan pertumbuhan penduduk yang begitu pesat dan tidak didukung ketersediaan pangan lokal menyebabkan bencana di beberapa negara di dunia.
Aksi itu bertujuan untuk mengkampanyekan disversifikasi pangan yaitu, dengan mengkonsomi makanan pokok tidak hanya satu jenis saja.
“Mari kita cintai pangan lokal dan selamatkan petani di Indonesia,” kata Abiyuda Akbar, peserta aksi yang lain.
Dalam memperingati HPS 2016, Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana juga menggelar Festival of Food Technology di kampus Unud dengan tema ‘Iklim Berubah Pangan dan Pertanian’.
Way