KORANJURI.COM – Penari Calonarang, I Komang Ngurah Trisna Para Merta (14), yang tewas setelah tertusuk keris saat pementasan, akhirnya diaben oleh pihak keluarga di Pura Sari Jati Luwih, Banjar Pakraman Dauh Pangkung Janggu, Desa Pakraman Pohsanten, Mendoyo.
Pengabenan itu dilakukan bersama tapakan Rangda yang biasanya dikenakan saat melakukan pentas Calonarang.
“Kami sertakan tapakan rangda untuk diaben sekalian. Tapi sebenarnya, tujuannya adalah memprelina atau membersihkan dengan cara digeseng,” kata salah seorang anggota keluarga.
Tapakan tersebut dibersihkan atas dasar petunjuk niskala melalui seorang pintar yang melakukan komunikasi saat proses Mesuwungan atau menanyakan secara gaib kepada arwah korban. Dalam prosesi itu diketahui, korban mengatakan, kalau tidak ada yang menyungsung tapakan Rangda agar ikut diprelina bersama dirinya.
Seniman muda ini sebelumnya tertusuk keris saat melakukan pentas drama tarian Calonarang. Dibawa ke RSUD Negara, korban dinyatakan hanya mengalami luka tusuk sedalam 1 cm. Tapi beberapa saat kemudian, I Komang Ngurah Trisna Para Merta mengalami mual dan muntah.
Setelah dirujuk kembali ke RSUD Negara, korban justru meninggal dunia dengan diagnosa karena asam lambung dan gagal jantung.
Saat dilakukan otopsi di RSUP Sanglah Denpasar, ternyata korban meninggal akibat luka tusuk sedalan 16 cm dan mengalami infeksi yang telah menyebar. Kasus ini pun mendapat perhatian dari LSM Front Kebangkitan Masyarakat Jembrana (FKMJ) dan DPRD setempat.
way/be