KORANJURI.COM – Nahdlatul Ulama (NU) menelisik penggunaan tulisan berbahasa Arab dalam selebaran yang berisi ancaman bom bunuh diri yang beredar di Denpasar dan Singaraja. Tulisan Allahu Akbar dalam surat itu ada tanda petik atas di antara huruf H dan U, yakni Allah’U.
“Salah itu, seharusnya yang benar pada tulisan latinnya tidak ada tanda petik. Kata Allahu Akbar ini diulang dua kali, tidak bisa kalau diartikan yang nulis salah ketik, tapi dia tidak paham apa makna sesungguhnya,” jelas Penasihat NU Buleleng, Ma’sum Amin, Selasa (19/1/2016) usai rapat koordinasi keamanan di Kantor Bupati Buleleng.
Ma’sum menilai penulis dalam selebaran itu tidak memahami secara utuh apa itu agama Islam. Karena disitu ditemukan kesalahan mendasar dalam penulisan Lafads Islam. Bahkan ia berpendapat, tidak menutup kemungkinan pelakunya bukan orang Islam tapi ada oknum tidak bertanggungjawab yang memainkan isu SARA untuk menciptakan situasi tidak aman.
“Bisa dikatakan pelaku tidak mengenal Islam. Kalau sekarang bicara teroris tidak semua terdiri dari umat Islam. Masih ada lain yang punya kepentingan terhadap Islam dan kondusifitas Indonesia,” jelas Ma’sum.
way/be