KORANJURI.COM – Ruang berkesenian adalah tunggal. Maka tak heran jika pameran karya seni ‘Culmination Calm in Nation’ memberikan wadah seniman lintas bidang untuk memamerkan karyanya.
Jika umumnya, pameran seni hanya menjangkau satu bidang seni saja, tapi ide yang dibangun kurator seni Dian Dewi Reich ini menghubungkan karya seni lintas platform.
Dalam satu ruang pameran, Dewi mengumpulkan karya seni fotografi, seni instalasi, film dan teater, karya sastra serta seni lukis.
“Secara natural saya melihat semua itu terkait. Soal bagaimana kita berekspresi itu hanya cara saja,” kata Dian Dewi, Jumat, 10 Mei 2024.
Sejumlah seniman yang terlibat dalam pameran di Santrian Art Gallery itu melibatkan sejumlah seniman lintas platform melalui hasil karyanya masing-masing. Seperti seni fotografi yang ditampilkan Dibal Ranuh.
Sedangkan perupa yang tampil antara lain, Made Kaek dan pelukis abstrak Putu Bonuz Sudiana, yang menampilkan karya abstrak yang diberi judul ‘Harmoni’.
Putu Bonuz menyebut, pameran tersebut sebagai pertemuan ‘lintas sekte’. Sekte yang dimaksud Putu Bonuz adalah karya-karya yang ditampilkan berasal dari disiplin seni yang berbeda.
Menurutnya, untuk menghubungkan jalinan yang saling merespons itu tidak mudah.
“Ini menandakan berkesenian itu tidak harus berdiri dalam satu ‘sekte’, sekte-sekte ini bersatu untuk menunjukkan bahwa berkesenian adalah tunggal,” kata pelukis asal Nusa Penida tersebut.
Meski secara esensi setiap karya menggunakan media yang berbeda, namun kata Putu Bonuz, disitu ada harmonisasi yang dibangun dan saling memberikan pesan.
Pemilik Batu 8 Studio ini mengaku karya lukisan abstrak yang ditampilkannya mewakili visualisasi yang bersesuaian dengan karya seniman lain yang terlibat.
“Lukisan saya abstrak, jadi saya memvisualisasikan sebebas mungkin, bahwa keharmonisan itu hasil dari kumpulan warna, garis, tekstur, komposisi sehingga jadi satu kesatuan yang harmoni,” jelasnya.
Karya para seniman lintas platform itu dipamerkan di Santrian Art Gallery pada 10 Mei 2024 hingga 29 Juni 2024. (Way)