Masih Beroperasi, AJAP Ilegal Menggerus Penumpang Angkutan Resmi Lebaran

oleh
Pada hari H lebaran 2024, pool PO Bus Restu Mulya masih dipenuhi calon penumpang yang akan melakukan perjalanan mudik ke wilayah Solo-Jogja, Rabu, 10 April 2024 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Angkutan Antar Jemput Antar Provinsi (AJAP) ilegal diperkirakan masih beroperasi saat musim arus mudik lebaran tahun 2024.

Angkutan tak resmi itu dianggap cukup meresahkan bagi angkatan resmi yang beroperasi. Selain tak terdata, travel bodong juga berpotensi tumbuh subur setiap momen mudik lebaran.

Ketua DPD Organda Provinsi Bali I Ketut Eddy Dharma Putra mengatakan, AJAP ilegal tidak melalui proses ramp check untuk kelaikan jalan kendaraan.

“Mereka tidak terdata, berapa jumlah penumpang yang diangkut dan bagaimana unsur kelaikan kendaraannya,” kata Eddy, Rabu, 10 April 2024.

Berbeda dengan angkutan resmi mudik lebaran. Setiap armada yang digunakan wajib melalui proses ramp check yang dilakukan di terminal induk. Jumlah penumpangnya juga terdata dan sopir armada wajib untuk dites kesehatannya sebelum armada diberangkatkan.

“Armada antar jemput antar provinsi (AJAP) ilegal ini masih cukup banyak menggerus penumpang bus armada resmi mudik,” jelas Eddy.

“Jadi kondisi riil jumlah penumpang mudik sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan yang tercatat resmi, karena adanya armada ilegal tadi,” tambahnya.

Dalam arus mudik lebaran tahun ini, perusahaan otobus di dalam organisasi angkutan darat (Organda) cukup siap dengan armada yang ada.

Eddy mengatakan, puncak arus mudik melalui jalur darat terjadi pada H-2 lebaran. Namun, pada H-4 sudah terlihat kepadatan kendaraan. Mobilisasi bus juga terlihat mengalami lonjakan. Pada keberangkatan harian, rata-rata bus yang masuk melalui terminal Mengwi berkisar 40-50 unit.

“Tapi pada puncak mudik ini bisa meningkat sampai 70-80 unit bus per hari. Kami sudah menyiapkan armada cadangan yang dibackup dari angkutan pariwisata,” ujarnya.

Selain itu, pengaturan pemberangkatan bus juga dilakukan lebih awal dari jadwal harian.

“Kalau biasanya di atas jam 12 siang sekarang lebih pagi bus berangkat, ini untuk menghindari penumpukan kendaraan di penyeberangan,” kata Eddy. (Way)

KORANJURI.com di Google News