Layang-layang Edukasi Rupiah Mengudara di Langit Pulau Dewata

oleh
Layang-layang bertema rupiah kreasi Bank Indonesia Provinsi Bali diterangkan sebagai wahana edukasi cinta akan rupiah - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Layang-layang bertema rupiah kreasi Bank Indonesia Provinsi Bali berhasil mengudara di langit Pulau Dewata, Minggu, 25 Juli 2021. Layang-layang berukuran 4×3 meter itu dibuat untuk memperingati HUT BI ke-68 dan HUT RI ke-76.

Rupiah yang selalu dekat dengan masyarakat, ditampilkan dalam permainan yang sangat digemari oleh masyarakat. Layang-layang dipilih sebagai sarana edukasi masyarakat agar selalu cinta, bangga dan paham dengan Rupiah.

“Di Bali layang-layang dekat dengan masyarakat, juga ciri khas budaya lokal,” kata Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Bali Trisno Nugroho, Minggu, 25 Juli 2021.

Kegiatan dilakukan dengan memperhatikan standar tali, luas area, jauh dari jaringan kabel dan selalu dalam pengawasan pemain.

Trisno mengatakan, Bank Indonesia senantiasa mendorong masyarakat untuk selalu cinta Rupiah dengan mengenali dan merawatnya. Bangga Rupiah dengan tidak bertransaksi menggunakan mata uang asing kecuali yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.

“Serta selalu paham rupiah dengan hemat dan bijak dalam menggunakannya,” tambah Trisno.

Layang-layang yang dibuat oleh BI Bali mengandung banyak filosofi dan pemahaman terhadap mata uang nasional. Disitu ada gambar Badak, Burung Garuda dan Burung Cendrawasih. Pencantuman binatang Badak, kata Trisno, melambangkan tema cinta Rupiah.

Sebab, Badak merupakan salah satu identitas satwa yang dimiliki oleh Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Pencantuman burung Garuda melambangkan simbol negara yang harus dibanggakan oleh seluruh masyarakat.

“Demikian pula, Rupiah juga menjadi simbol kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.

Sedangkan, burung Cendrawasih dengan mata yang tajam menunjukkan bahwa Rupiah selain berfungsi sebagai alat tukar juga berfungsi sebai alat investasi atau penyimpan nilai.

Sementara, selama periode 3-25 Juli 2021, BI Bali mencatat, outflow atau kebutuhan uang masyarakat sebanyak Rp 561,9 milyar atau rata-rata perhari sebanyak Rp 37,4 milyar.

“Rata-rata harian kebutuhan uang masyarakat tersebut menunjukkan penurunan sebesar 2%, bila dibandingkan bulan Juni 2021, yaitu dari Rp 38,2 milyar menjadi Rp 37,4 milyar,” jelasnya.

Sedangkan setoran uang tunai masyarakat ke Bank Indonesia atau inflow di masa PPKM Darurat tercatat sebesar Rp 317,7 milyar atau rata-rata perhari sebesar Rp 21,2 Milyar.

“Bila dibandingkan dengan rata-rata harian setoran uang tunai pada bulan Juni 2021 mengalami penurunan sebesar 7% yang tercatat sebesar Rp 22,8 milyar,” ujarnya. (Way)

KORANJURI.com di Google News