KORANJURI.COM – Ingin mengulang sukses tahun lalu, Festival Kuta Sea Sand Land (KSSL) kembali digelar tahun 2018 ini. Target pengunjung setiap hari 20 ribu orang atau 100 ribu selama gelaran berlangsung dari 15-19 Agustus 2018.
KSSL bakal dibuka Bupati Badung, N Giri Prasta, di kawasan Pantai Kuta, Rabu sore (15/8/2018) pukul 15.00 Wita dengan menampilkan parade, berbagai atraksi seni dan budaya serta permainan tradisional bahkan game yang melibatkan juri nasional dan internasional.
Festival KSSL 2018 ini bertemakan ‘Beauty of Diversity’ sebenarnya sudah masuk dalam ‘Badung Soul of Bali’ – even pariwisata yang menjadi agenda tahunan di Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.
Dalam presscon di Kuta, Selasa sore (14/8/2018), Ketua LPM Kuta, I Gusti Agung Made Agung menjelaskan, Sea itu laut dengan berbagai potensi dan kekayaan alamnya, Sand artinya pasir yang merupakan simbol kebhinnekaan, Land adalah persatuan dan kesatuan karena kita berdiri di atas tanah yang sama, Tanah Air Indonesia.
“Jadi momentumnya sangat pas. Kita selenggarakan pada timing yang tepat yakni bersamaan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-73 tahun ini. KSSL menjadi perekat antar warga masyarakat lokal, warga dari luar Bali bahkan dari warga internasional,” jelasnya.
Didampingi pejabat Kadispar dan Sekcam Kuta, Gusti Agung menambahkan, sekitar 1000 lebih seniman akan memeriahkan KSSL Para seniman dan penari akan berparade di hadapan ribuan wisatawan domestik dan internasional di sepanjang Pantai Kuta.
Pada kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya warga Kuta ini, akan ditampilkan atraksi Sekea Truna dari 15 banjar dalam 52 kontingen dengan 1500 orang yang terlibat.
“Kita ingin mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan dan menghibur mereka dengan atraksi seni dan budaya yang terbaik agar tidak terkesan Kuta monoton,” sambung Gusti Agung.
Mengapa Festival KSSL harus diadakan?. Gusti Agung memaparkan, even rutin tahunan ini tak sekedar menarik minat kunjungan wisatawan tetapi untuk menggali dan melestarikan seni, budaya dan adat masyarakat Kuta khususnya.
Pihaknya ingin generasi muda bisa menggantikan kepeloporan tokoh-tokoh seni dan budaya generasi sebelumnya sehingga benar-benar seni dan budaya Bali di Kuta tidak akan pernah luntur digerus budaya luar.
“Kuta perlu figur-figur peduli adat dan budaya yang kita kemas dan tampilkan dalam even berskala internasional. Festival KSSL bakal mengangkat citra pariwisata Kuta dan menempatkannya sebagai destinasi pilihan utama dunia,” tutur Gusti Agung.
Melibatkan 20 UMKM, tahun lalu KSSL berhasil membukukan pendapatan sekitar Rp 2,8 milyar dan target tahun ini diharapkan bisa lebih tinggi lagi. (ari)