Ketua TP PKK Bali Bagikan Kiat Dampingi Belajar Anak di Masa Pandemi

oleh
Ketua TP PKK Bali Putri Suastini Koster saat menjadi narasumber dalam fialog bertema 'Pendampingan Anak Belajar di Rumah di Masa Pandemi Covid-19', Jumat (17/7/2020) - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Bali yang telah masuk masa tatanan kehidupan era baru, tetap memberlakukan pembelajaran jarak jauh atau sistem online. Hal itu untuk meminimalisir bertambahnya kasus Covid-19.

Ketua TP PKK Bali Putri Suastini Koster mengupas pembelajaran jarak jauh itu dalam dialog bertema ‘Pendampingan Anak Belajar di Rumah di Masa Pandemi Covid-19’.

Menurut pendamping orang nomor satu di Bali ini, sejak pandemi Virus Corona melanda, berbagai kebijakan diambil sebagai upaya guna memutus penyebaran virus tersebut.

Di dunia pendidikan, kebijakan yang dipilih yakni, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) melalui sistem daring atau online untuk semua jenjang.

“Kebijakan belajar dari rumah itu sangat tepat, terlebih di tengah situasi pandemi Corona,” kata Putri Koster, Jumat (17/7/2020).

Di sisi lain, seniman multitalenta ini mengakui, pembelajaran jarak jauh, ada sisi positif dan negatif. Namun, dalam kondisi sekarang, banyak sisi positif yang dapat dipetik.

“Bisa lebih mengakrabkan ikatan antara orang tua dan anak,” ujarnya.

Ia menambahkan, selain bisa mengerjakan tugas materi dari sekolah, orang tua juga bisa mengajarkan pekerjaan rumah kepada anaknya.

Semua itu juga sebagai pembelajaran anak dan orang tua juga bisa membatasi penggunaan gadget.

Agar semua bisa berjalan dengan efektif, maka dibutuhkan tips dalam pendampingan selama masa darurat virus corona. Menurutnya, orang tua bisa menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman.

“Pada masa pandemi virus corona ini, hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah memastikan kondisi rumah senyaman mungkin bagi anak untuk belajar,” ujar Putri Koster.

Memberlakukan proses belajar mengajar di rumah dengan disiplin. Putri Koster mengatakan, ‘aturan main’ perlu diterapkan selama proses belajar mengajar di rumah.

Selain itu perlu disiplin dengan ‘aturan main’, namun tidak kaku dalam penerapannya. Komunikasi juga menjadi sarana terbaik dalam memecahkan persoalan.

“Misalnya, jam berapa anak harus mulai belajar, istirahat, melanjutkan belajar, dan beribadah., Diskusikan dengan anak tentang pembagian waktu tersebut dan konsekuensi kalau diabaikan,” jelasnya.

Tips lain yang perlu dilakukan dan dijaga yakni, orang tua harus mampu mengelola stres. Sebelum mendampingi anak belajar, menurut Putri Koster, orangtua juga harus lebih rileks.

Termasuk, penyiapan bahan pembelajaran diluar materi utama yang diberikan oleh sekolah.

“Misalnya, materi tentang Covid-19, bencana pandemi, kesehatan maupun kesenian untuk disampaikan kepada anak dengan menggunakan bahasa orang tua,” jelasnya demikian. (Way/*)

KORANJURI.com di Google News