Kenali Penyakit pada Udang, Puluhan Petambak Udang di Purworejo Ikuti Pelatihan

oleh
Para narasumber dalam Pelatihan Memahami Penyakit Udang serta Solusi Pencegahan dan Penanganan Penyakit, Selasa (12/09/2023) di Pantai Jatimalang, Purwodadi, Purworejo - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Sekitar 30 peserta yang merupakan perwakilan dari para petambak udang di Kabupaten Purworejo yang tersebar di sepanjang pesisir pantai selatan dari Jatikontal (Purwodadi) hingga Kertojayan (Grabag), mengikuti Pelatihan Memahami Penyakit Udang serta Solusi Pencegahan dan Penanganan Penyakit.

Pelatihan yang berlangsung Selasa (12/09/2023) di Pantai Jatimalang, Purwodadi itu merupakan kerjasama dari Kementerian Kelautan Perikanan, Pemerintah Kabupaten Purworejo, WWF dan AG Result.

Pelatihan menghadirkan pemateri, Ir. Coco Kokarkin, M.Sc, dari Forum Udang Indonesia, Supito, S. Pi, M.Si, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Payau Jepara serta Mila Ayu Ambarsari, S.Pi, M.Si, Komisi 3 Bidang Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi & SDM, Shrimp Club Indonesia Pusat.

Pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan Kabupaten Purworejo, Wiyoto Harjono, S.T.

Menurut Wiyoto, yang ditemui di sela kegiatan, bahwa usaha budidaya udang di Purworejo ini dimulai sekitar tahun 2005 oleh PT Indokor untuk udang windu. Kemudian berkembang untuk udang Vannamei dengan tambak mulsa/geomembran.

“Para petambak udang ini berada di tiga kecamatan wilayah pesisir, yakni Grabag, Ngombol dan Purwodadi. Sebagian besar menggunakan tanah GG,” jelas Wiyoto.

Mayoritas petambak udang di Purworejo menurut Wiyoto, merupakan petambak dengan basic autodidak. Teknologi budidaya yang dipakai saat ini masuk kategori intensif dengan padat tebar 150-200 ekor/meter persegi.

Sumber energi untuk kincir angin menggunakan diesel dan listrik PLN. Berdasar penerbitan rekomendasi pembelian BBM bulan Agustus 2023, jumlah petambak udang di Purworejo berjumlah 283 orang.

“Jumlah produksi tahun 20222 mencapai 2.999 ton. Berapa petambak sudah ada yang menggunakan autofeeder,” terang Wiyoto.

Beberapa permasalahan yang dialami para petambak udang di Purworejo, sebut Wiyoto, selain masalah limbah pasca panen dan harga pakan, juga adanya empat jenis penyakit yang mendominasi menyerang udang.

Penyakit-penyakit ini, WSSV (White Spot Syndrome Virus), yakni bintik putih, WFD (White Feces Diseases), kotorannya putih, AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Diseases), penyakit dalam pada udang serta EHP (Enterocytozoon on Hepatopenaei), yakni penyebab perbedaan dan perlambatan laju pertumbuhan udang.

“Dengan pencerahan ini, petambak udang jadi tahu, bagaimana sih membuat budidaya udang yang ramah lingkungan, yang bagus sehingga sustainable-nya terus terjaga,” pungkas Wiyoto, yang berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, hasil dari tambak udang di Purworejo bisa lebih meningkat. (Jon)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News