KORANJURI.COM – Letusan freatik dari kawah Sileri pegunungan Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, terjadi siang tadi pukul 13.42 WIB.
Letusan terjadi secara tiba-tiba disertai semburan lumpur setinggi 150 meter. Lumpur tersebar ke segala arah dengan semburan terjauh mencapai 200 meter.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, letusan freatik itu tidak berpotensi adanya gas beracun berupa CO2, H2S maupun SO2.
“Sebelum meletus, diawali keluarnya asap hitam setinggi 90 meter, kemudian meletus diikuti asap putih tebal dengan tekanan kuat setinggi 150 meter,” ujar Sutopo melalui rilis, Minggu, 1 April 2018.
Dalam letusan itu dilaporkan tidak terjadi korban jiwa. Mengingat, pada saat kejadian kondisi tengah hujan sehingga tidak banyak wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata itu.
Letusan freaktif adalah jenis letusan gunungapi yang disebabkan adanya tekanan uap air di bagian bawah kawah. Kemudian mendorong material lumpur, asap dan air yang ada di bagian atasnya.
Sutopo menambahkan, letusan freatik sulit dideteksi. Namun biasa terjadi saat musim penghujan. Karena massa air yang berada di kawah bertemu dengan panas di dalam kawah, kemudian terjadi tekanan uap air.
Dari catatan yang ada, kawah Sileri pernah meletus freatik pada 2 Juli 2017 yang melontarkan material lumpur setinggi 150 meter dengan jarak lontaran sejauh 50 meter dari bibir kawah ke arah selatan dan utara.
Material lain yang dikeluarkan pada saat letusan adalah batu dengan diameter 5-40 centimeter ke arah Selatan dan Timur. sedangkan batu berukuran diameter 1-10 cm dominan kearah utara dan barat. Saat itu wisatawan banyak berkunjung di sekitar Kawah Sileri karena bersamaan libur lebaran.
Akibat letusan siang tadi, warga dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati Kawah Sileri di jarak 100 meter dari bibir kawah. (*)