KORANJURI.COM – Ikon utama Jatiluwih terletak pada sawah berundak yang terhampar di areal seluas 250 hektar. Sedangkan, di areal pendamping masih terbuka untuk dioptimalkan sebagai destinasi wisata pendukung yang terhubung dengan DTW Jatiluwih.
Rencana pengembangan yang telah disusun oleh pengelola DTW Jatiluwih, salah satunya, menambah areal jogging track hingga menembus hutan dan kawasan perkebunan.
Manajer Operasional DTW Jatiluwih I Ketut Purna menjelaskan, saat ini fasilitas jogging track dibangun di areal persawahan. Namun, untuk selanjutnya akan ada rute baru.
“Selain jogging track di sawah, kita akan buatkan track ke atas khususnya yang ada di hutan dan perkebunan penduduk. Kita sudah akan mulai dengan program baru sekitar bulan September,” kata pria yang akrab disapa John K Purna ini, Rabu, 29 Mei 2024.
Track yang akan dibangun melewati tiga desa yakni, Desa Sambahan, Dewa Gebang dan berakhir di Desa Kesambi.
Dengan begitu diharapkan, wisatawan yang biasanya hanya melakukan one day trip berkisar 2 jam, bisa lebih lama lagi berada di Jatiluwih.
“Umumnya mereka datang kesini melihat sawah, makan dan pergi. Dengan fasilitas baru nanti diharapakan bisa lebih lama lagi mereka berada di Jatiluwih,” ujarnya.
“Berarti length of stay tamu akan bertambah,” tambah John.
John menambahkan, dalam rencana pengembangan berikutnya, Jatiluwih akan dilengkapi dengan Mini Botanical Garden sebagai miniatur kebun raya. Menurutnya, lokasi untuk pembangunan telah tersedia seluas 9 hektar.
Lokasi tersebut akan jadi pusat segala kegiatan berskala besar lengkap dengan stage, stand UMKM, dan arena untuk kegiatan outbond, serta pameran UMKM.
Sementara, pasca kunjungan delegasi World Water Forum beberapa waktu lalu, kunjungan ke Jatiluwih mulai ada peningkatan. Meski saat ini rata-rata kunjungan harian masih di angka 1.000-1.500 orang.
“Kunjungan masih didominasi wisatawan asing sebesar 90 persen dan 10 persen wisatawan domestik,” jelas John. (Way)