Delegasi WOMEX dan IMEX Kunjungi Proses Produksi Gambelan Bali di Gong Tari Klungkung

oleh
Para delegasi WOMEX dan IMEX 2024 melakukan kunjungan ke Gong Tari, Klungkung yang memproduksi gambelan Bali - foto: Istimewa

KORANJURI.COM – Delegasi World Music Expo (WOMEX) 2024 melakukan kunjungan ke Industri tradisional Gamelan Gong Tari di Desa Tihingan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Di tempat pembuatan gamelan itu, para delegasi melihat secara langsung proses produksi alat musik pentatonis khas Bali tersebut.

Womex merupakan lembaga pemasaran world music terbesar di dunia yang berpusat di Eropa. Sedangkan, Indonesia Music Expo (IMEX) 2024 merupakan perhelatan keempat kalinya yang digelar oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

BERITA TERKAIT
Event IMEX 2024, Kemendikbudristek Boyong 15 Grup Musik Etnik ke Ubud

Event itu untuk memperkenalkan musik etnis tradisional Indonesia yang dimainkan sesuai karakter kearifan lokal masing-masing daerah

Kunjungan para delegasi ke pengrajin musik tradisional Bali itu menjadi bagian dari site visit event IMEX 2024 yang digelar di Ubud beberapa waktu lalu.

Industri Gong Tari memproduksi hampir seluruh jenis gambelan (gamelan) Bali. Dalam satu Barung atau seperangkat gambelan Bali dibuat secara tradisional untuk mendapatkan kualitas yang maksimal.

Proses produksi instrumen gamelan Bali di Gong Tari, Klungkung – foto: Istimewa

Pengerjaan satu perangkat gambelan Bali bisa memakan waktu empat bulan dan semuanya dilakukan secara hand made.

Programer musik asal Belanda Miriam Brenner mengaku, gamelan menjadi bagian penting dari tradisi budaya Nusantara, khususnya di Asia Tenggara.

“Jadi, di sini saya sangat senang sekali bisa melihat proses lebih banyak gong dan bagaimana si pembuat itu memproduksi alat-alat gamelan,” kata Miriam, Minggu, 12 Mei 2024.

Di Gong Tari itu, perempuan yang juga berprofesi sebagai manager artis itu melihat banyak hal. Setiap proses dilakukan secara detail. Perapian tradisional juga dianggap sangat memikat untuk mendapatkan hasil yang bagus dan nada yang sempurna.

“Saya pernah ke tempat-tempat pembuatan gamelan seperti di Jawa Barat dan saya sangat berterimakasih mendapatkan kesempatan ini,” ungkap Miriam.

Pemilik Gong Tari Pande Gde Swandiyasa mengatakan, industri pembuatan gambelan Bali telah ditekuni sejak tahun 1978. Ia mendapatkan keahlian itu secara turun temurun dari nenek moyangnya.

Alat gambelan yang diproduksi berbahan baku tembaga dan timah putih. Dengan komposisi logam yang tepat akan mendapatkan nada yang sempurna.

Di tempat kerjanya, Gde Swandiyasa memproduksi hampir seluruh instrumen gambelan. Dalam ensembel atau barungan Gambelan setiap instrumen dikerjakan secara teliti.

“Kalau bahannya tidak tepat, suaranya akan pecah kalau dipukul. Kalau kelebihan timah juga tidak bisa dipergunakan,” kata Gde Swandiyasa.

Sementara, delegasi Womex dari New Zealand Emere Wano mengungkapkan, industri kerajinan gambelan Bali bukan hanya tentang cara memproduksi alat musik tradisional saja. Tapi juga memberikan sentuhan seni pada setiap pekerjaan yang dilakukan.

“Saya melihat wanita melukis tempat untuk gamelan, setiap orang yang kerja di sini tugas dan tanggung jawab masing-masing. Di sini saya tetap delegasi bukan seorang pelukis gamelan,” kata Emere Wano. (Way)

KORANJURI.com di Google News