KORANJURI.COM – Peran dan strategi penguatan desain interior yang berbasis budaya Bali tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Perguruan tinggi juga memiliki peran melestarikan budaya dengan menjaga desain interior khas Bali.
Intitut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, dikatakan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, juga memiliki peran tersebut. Sebagai lembaga pendidikan yang mengedepankan estetika seni dan budaya, ISI Denpasar mencetak kaum terpelajar sebagai penjaga kearifan lokal dan benteng peradaban budaya Bali di tingkat akademik.
“Di bidang desain interior, fakultas seni rupa dan desain punya peran strategis mengawal budaya Bali, sehingga memiliki kekhasan sendiri dan mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional,” kata Cok Ace yang juga Guru Besar ISI Denpasar di Geo Open Space, Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Sabtu, 13 Februari 2021.
Tokoh Puri Ubud ini juga menyatakan, pemerintah telah mengatur tentang konsep bangunan Bali dalam Perda Bali Nomor 5 tahun 2005 tentang Arsitektur Bangunan Gedung yang mewajibkan desain bangunan mentaati prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
“Melalui regulasi tersebut dengan sendirinya akan berdampak pula pada desain interior yang digunakan,” jelasnya.
Sementara, Ketua Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI I Kadek Dwi Noorwatha mengatakan, pihaknya berkepentingan mensosialisasikan program studi Desain Interior.
“Kami ingin masyarakat mengetahui tentang keberadaan prodi ini, serta menginformasikan tentang karya-karya mahasiswa di bidang desain interior,” kata Dwi Noorwatha.
Kampus ISI Denpasar menurutnya, mengarahkan mahasiswa untuk mengembangkan kebudayaan dalam karya desain interior.
Mahasiswa Fakultas Desain Interior ISI Denpasar menggelar pameran bertajuk ‘Uttaraasa’ yang berarti tujuan atau cita-cita yang lebih baik. Pameran berlangsung selama dua hari, mulai 13-14 Pebruari 2021. (Way/*)