KORANJURI.COM – Border luar negeri diharapkan dibuka pada triwulan pertama 2021. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan Pemprov Bali juga mengajukan permohonan ke pusat travel bubble dengan pola presisi untuk diterapkan di Bali.
“Bagaimana di Bali ini, dibuka travel bubble dengan pola presisi, beberapa agency diluar juga siap mengajak wisatawan ke Bali, dan sekarang bolanya ada di pusat,” jelas Wagub di Denpasar, Selasa, 23 Februari 2021.
Sebelumnya, Pemprov Bali mengajukan bantuan modal kerja kepada pemerintah pusat dalam bentuk pinjaman lunak sebesar Rp 9,4 trilyun dengan jangka waktu selama 10 tahun dan grace period selama 2-3 tahun.
Untuk pemulihan ekonomi di tengah pandemi Pemerintah Provinsi Bali juga melakukan permintaan 2 juta dosis vaksin yang diberikan kepada pekerja di sektor pariwisata.
“Sama dengan harapan membuka border luar negeri di triwulan pertama, pinjaman lunak kita harapkan bisa disalurkan di triwulan pertama pula,” kata Cok Ace.
Di sisi lain, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya meminta agar pengusaha pariwisata di Bali bersabar menunggu pola yang tepat dalam penyaluran pinjaman lunak.
“Kami lagi mencari bentuk, terus berjuang kita lagi menunggu, dan saya berharap teman-teman pengusaha bisa lebih sabar,” kata Rai Suryawijaya.
Selain mencari bentuk penyaluran softloans bagi pengusaha pariwisata di Bali, pihaknya juga merespons program free covid corridor (FCC) dari Kemenparekraf. Dalam penerapannya, pihaknya akan mendatangkan 1.000 wisatawan asal Tiongkok ke Bali.
Ia mengatakan, kuncinya setiap wisatawan mancanegara harus divaksin sebelum masuk ke Bali. Kemudian, begitu tinggal di Bali, wisman tetap harus menjalani rapid test antigen.
“Tidak usah 5.000 wisman datang ke Bali, seribu juga oke yang penting small step,” kata Rai Suryawijaya.
“Tiongkok mayoritas tinggal di Bali Selatan, dan tambahan Klungkung,” tambahnya. (Way)