Catatan Perjalanan IKIP PGRI Bali Pada Wisuda Sarjana Ke-39



KORANJURI.COM – Prestasi akademis yang dicapai Ni Kadek Riantini dari Prodi Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas MIPA IKIP PGRI Bali tak bergeser pada Wisuda Sarjana Ke-39. Mahasiswi asal Gianyar, Bali ini tetap berada di peringkat pertama dengan IPK tertinggi mencapai 3,97 sekaligus mengantongi predikat cumlaude.
Di posisi runner up atau tertinggi kedua diraih I Wayan Andita Surya Permana dari Prodi Matematika dengan IPK 3,86. Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum memberikan apresiasi tertinggi kepada mahasiswa dengan prestasi moncer tersebut.
“Kita berikan aplus setinggi-tingginya untuk mahasiswi peraih IPK tertinggi,” ujar Rektor Made Suarta dari atas podium Sidang Senat Mahasiswa, Jumat, 25 Agustus 2017.
Wisuda Sarjana XXXIX ini diikuti 500 orang mahasiswa dengan total jumlah alumni sebanyak 21.119 orang. Rektor Made Suarta menyatakan, IKIP PGRI bukan saja mencetak tamatan dengan dedikasi tinggi di bidang pendidikan keguruan. Namun bekal entrepreneur kepada setiap mahasiswa diberikan untuk menambah skill dan meningkatkan daya saing di dunia industri maupun usaha.
Mahasiswa jurusan Seni, Drama, Tari dan Musik (Sendratasik) telah membuktikan kemampuannya menembus dunia industri hiburan dan pariwisata di Bali. Selama ini, IKIP PGRI Bali menunjukkan performanya sebagai kampus dengan transformasi dan inovasi besar terhadap program-program pendidikannya.
“Di bulan Agustus ini kami menerima penghargaan SPMI dari Kemenristek Dikti, dan penghargaan dari PB PGRI terkait dedikasi dan prestasi pengembangan PTS,” jelas I Made Suarta.
Selain itu, 7 orang dosen IKIP PGRI Bali juga meraih dana hibah penelitian diantaranya, Dr. Anak Agung Ngurah Adiputra, Dr. Nengah Arnawa M.Hum dan Ketut Herawati, M.PD.
Di bidang olahraga, IKIP PGRI menurunkan sejumlah atlet untuk memperkuat tim nasional dalam perhelatan SEA Games Malaysia.
Jika tahun 2016 lalu IKIP PGRI berada di peringkat 100 PTS terbaik di Indonesia. Tahun ini posisi IKIP PGRI bergeser di urutan 117. Fakta itu diakui Rektor Made Suarta sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja masing-masing fakultas. Pihaknya memiliki komitmen untuk meraih kembali prestasi yang lebih baik dalam persaingan PTS di tanah air.
“Kegiatan skala nasional yang kita adakan tidak terdeteksi oleh Dikti. Tapi saya tetap, tahun depan mengevaluasi semua kinerja Fakultas, bagian-bagian juga, LP2M untuk mencari tahu penyebabnya apa,” terang Made Suarta. (Way)
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.