KORANJURI.COM – Sejumlah proyek strategis yang akan dibangun di Bali masih membutuhkan proses termasuk Penetapan Lokasi (Penlok). Wagub Bali I Ketut Sudikerta menyatakan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan agar Penlok segera dibahas di tingkat pusat.
“Maka dari itu kami mohon kepada Pak Menteri terbitkan segera Penlok-nya tanpa harus pilih kasih,” ujar Sudikerta di Pelabuhan Benoa, Senin, 18 September 2017.
Program infrastruktur meliputi 6 proyek besar yakni, proyek Bandara Bali Utara, Kawasan industri pariwisata Buleleng Barat, jalan tol, Stadion berskala internasional, jalur kereta api di Bali dan kawasan industri pariwisata di Nusa Penida.
Terkait dengan Bandara Bali Utara, Sudikerta sudah menghadap Menteri Perhubungan dan menyepakati Penlok Bandara Bali Utara berada di pinggir pantai.
“Jadi ada ke pantainya sedikit dan ada ke daratnya sedikit, seperti itu win-win solusinya,” ujar Sudikerta.
Investasi untuk membangun Bandara Bali Utara sebesar Rp 50 trilyun. Sudikerta menambahkan, salah satu kontraktor akan memberikan kontribusi saham kepada Pemerintah Provinsi Bali sebesar 15 persen. Saham tersebut disebutkan Sudikerta untuk membantu pembangunan di Buleleng dan ratusan desa.
“Ada 148 desa yang dibantu dari kontribusi itu dan kalau dihitung-hitung setiap desa bisa menerima Rp 25 milyar. Kalau ini terwujud, Bali Utara bisa mengalahkan Bali Selatan dari sisi kesejahteraan,” ujarnya.
Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan menghadiri Sandbreaking Ceremony of the Benoa Port, Senin, 18 September 2017. Pelabuhan Benoa bakal dipercantik untuk menjangkau jumlah wisatawan kapal pesiar lebih banyak.
Untuk proyek itu, Pelindo III menyiapkan anggaran Rp 1,7 trilyun dengan investasi infrastruktur terminal Rp 500 milyar dan Rp 1,2 trilyun untuk pengerjaan kolam dermaga dan alur pelayaran. (Way)