Asal Kreatif, Limbah pun Mampu Disulap Jadi Uang



KORANJURI.COM – Bagi sebagian orang, sebatang bambu mungkin tak begitu berarti. Tapi tidak bagi Tri Sugiyono (32).
Warga Dusun II RT 1, RW 4, Desa Kiyangkongrejo, Kecamatan Kutoarjo, Purworejo ini, mampu menyulap bambu menjadi karya seni bernilai ekonomis tinggi. Tri, mengubah bambu menjadi minitur kapal layar pinisi.
Berawal dari melihat video youtube, Tri menjadi piawai memainkan pisau, bambu dan lem, untuk membuat miniatur kapal itu, dengan berbagai ukuran, dari yang kecil, sedang, dan besar.
“Dari youtube itu, saya termotivasi untuk membuatnya,” ujar Tri, ayah satu anak ini, saat ditemui di rumahnya, Minggu, 1 April 2018.
Tri, yang baru delapan bulan menggeluti usahanya itu mengaku, miniatur kapal pinisi hasil kerajinannya itu, awalnya hanya dipasarkan secara getok tular dari mulut ke mulut.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, buah karyanya itu mulai dikenal. Sehingga tak jarang ada orang sengaja datang untuk memesannya.
Diungkapkan Tri, bambu menjadi bahan baku utama dalam pembuatan miniatur tersebut, yang dipotong-potong sesuai pola.
Setelah itu ditempel pada kerangka kapal menggunakan lem dan diikat dengan benang nylon hingga terbentuk sebuah kapal, lalu diplitur.
Untuk membuat satu buah miniatur kapal layar, Tri membutuhkan waktu tiga sampai lima hari. Waktu yang dibutuhkan bisa lebih lama karena tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya.
“Untuk yang kecil kami hargai Rp 50 ribu, hingga yang besar Rp 300 ribu ke atas, menyesuaikan ukuran dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya,” ujar Tri, yang dalam satu satu bulan, mampu menjual sekitar 6-8 miniatur kapal layar pinisi. (Jon)
Anda harus masuk log untuk mengirim sebuah komentar.