AMS Bali Peringati Hari Jadi Ke-2

    


Ketua Badan Musyawarah Urang Sunda (BAMUS) Bali, Agus Samijaya pada kegiatan halal Bihalal Badan Musyawarah Urang Sunda (Bamus) VII serta HUT Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Bali II 2017 - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Bali memasuki usia ke-2 tahun. Ketua Badan Musyawarah Urang Sunda (Bamus) Bali, Agus Samijaya mengatakan, AMS berdiri sebagai wadah silaturahmi bagi warga Sunda yang berdomisili di Bali.

Paguyuban itu juga untuk mendukung kebijakan pemerintah provinsi Bali dalam segala program pembangunan. Agus menyatakan, Bali sudah dianggap sebagai rumah kedua bagi puluhan ribu etnis Sunda.

“Bali sudah menjadi rumah kedua kami dan kewajiban warga Sunda di Bali adalah ikut berkontribusi terhadap lingkungan dan sosial masyarakat,” jelas Agus Samijaya pada acara Halal Bihalal Badan Musyawarah Urang Sunda (Bamus) VII serta HUT Angkatan Muda Siliwangi (AMS Bali) II 2017, di Nari Graha, Renon, Minggu 13 Agustus 2017.

Dengan jumlah anggota mencapai 25 ribu orang di seluruh Bali, AMS Bali bersinergi dengan pemerintah daerah dan provinsi serta etnis Nusantara yang ada di Pulau Dewata.

Prinsip cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri) dan pinter (pandai), dikatakan Agus Samijaya menjadi prinsip keteladanan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hati orang Sunda.

“Prinsip itu kami terapkan untuk mencapai konsep silih asah, silih asih dan silih asuh,” jelas Agus Samijaya.

Pada peringatan HUT Ke-2 AMS Bali, hadir Ketua Umum Bamus Pusat Noeri Ispandji Firman dan Acil Bimbo sebagai Anggota Dewan Pendiri. Kegiatan itu juga dihadiri oleh ratusan warga Sunda yang menetap di Bali.

Noeri Ispandji Firman menjelaskan, kegiatan yang diramu dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-72 itu, memberikan pesan kebersamaan dan jalinan tali silaturahmi antar etnis di Nusantara. Karena selain dihadiri oleh anggota AMS Bali, Paguyuban Etnis Nusantara juga ikut mewarnai halal bihalal Bamus dan HUT Ke-2 AMS Bali.

“Tidak ada perbedaan etnis di manapun, semua saudara, karena Bamus sebagai wahana membangun persaudaraan,” ujar Noeri Ispandji Firman.

Dirinya juga melihat, tradisi dan kebudayaan di Bali memberikan warna yang khas bagi khasanah kebudayaan Nusantara. Menurut Noeri, Bali dibangun dengan pendekatan kebudayaan dan justru punya daya tarik bukan hanya tingkat nasional tapi juga internasional.

“Komunikasi etnis tidak boleh terputus dan harus terus dibangun untuk Indonesia,” jelas Noeri.

AMS Bali bukan saja sebagai wahana membangun tali silaturahmi antar anggotanya. Namun ada ruang lain yang sengaja dibangun seperti bidang seni maupun bidang sosial. Dalam acara itu, seniman-seniman Sunda dengan luwes membawakan tari Sekar jagat yang merupakan tari kas penyambutan dari daerah Bali. (Way)