KORANJURI.COM – Keberadaan Money Changer (MC) nakal yang kerap bikin gerah wisatawan asing masih saja beroperasi di wilayah Kuta. Hal itu juga diakui oleh Lurah Kuta, I Wayan Daryana. Meski menurutnya, kebanyakan yang bermain disitu adalah oknum pegawai MC sendiri.
“Tidak bisa digeneralisir semuanya (money chager) nakal. Justru dari penelusuran kami, umumnya mereka money changer liar tak berijin,” kata Wayan Daryana.
Kondisi itu menurut Daryana, berpotensi besar merusak citra pariwisata di Bali. Imbas terhadap aksi tipu-tipu money changer gadungan itu terasa, ketika pihaknya selalu mendapatkan laporan dari wisman yang sudah kena tipu. Dari laporan yang masuk semuanya dilimpahkan ke kepolisian untuk pengusutan lebih lanjut.
“Tapi namanya modus, selalu saja hal serupa terulang. Hanya saja, bulan ini kami belum ada lagi laporan masuk,” jelas Daryana.
Hal itu menurutnya tak lepas dari kerjasama yang sudah dilakukan antara Desa Adat Kuta dengan Bank Indonesia untuk memantau pebisnis ilegal penukaran uang di Kuta. Pengawasan yang intensif dan selalu mengadakan razia dinilai Daryana cukup efektif membuat menekan tumbuhnya money changer bodong.
“Tapi tetap saja ada, hanya sudah mulai berkurang,” ujar Daryana.
Modus yang biasa digunakan para oknum tersebut adalah memainkan rate. Sehingga, wisatawan pun tertarik dengan rate yang murah, padahal setelah menukar uang, uang tersebut diambil lagi dengan cara dijatuhkan ke meja atau lantai.
way