KORANJURI.COM – Sebanyak 883 peserta, mengikuti SKB (Seleksi Kompetensi Bidang) CPNS Kabupaten Purworejo tahun 2019.
Dari jumlah tersebut, 786 diantaranya mengikuti SKB di kantor Regional I BKN Yogyakarta, yang dilaksanakan selama tiga hari,
dari Kamis (17/09/2020) hingga Sabtu (19/09/2020).
“Dari peserta yang mengikuti SKB di
kantor Regional I BKN Yogyakarta, dua diantaranya tak hadir tanpa alasan yang jelas. Padahal keduanya sudah melakukan daftar ulang ,” ujar Nancy Megawati Hadisusilo, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Purworejo, Senin (21/09/2020)
Selama pelaksanaan SKB, kata Nancy, ada satu peserta yang pada saat dicek suhu tubuhnya mencapai 37,3 derajat. Namun setelah istirahat untuk beberapa saat, suhu tubuhnya kembali normal.
Juga, jelas Nancy, ada satu peserta yang positif Covid-19, namun sudah menjalani masa karantina. Karena berhubungan dengan banyak orang, oleh panitia, peserta tersebut diberi (memakai) pakaian APD, memakai masker dan sarung tangan, serta ditempatkan di ruangan khusus.
Setelah mengikuti test SKB, kata Nnacy, para peserta tinggal menunggu pengumuman, yang rencananya akan dilaksanakan pada akhir Oktober 2020, dilanjutkan dengan pemberkasan NIP pada bulan November, dan awal Januari 2021 mereka sudah menerima SK.
“Pelaksanaan SKB berjalan lancar dan sukses. Dari jumlah peserta yang mengikuti SKB, kuota kita hanya 329 formasi,” ungkap Nancy.
Menurut Nancy, pelaksanaan tes SKB, dilakukan secara terbuka dengan penilaian real-time, dan bisa dipantau secara online. Sekretaris Men PAN-RB, Dwi Atmaji, sempat meninjau pelaksanaan SKB ini, dan memberikan motivasi kepada para peserta.
Dalam hal ini, jelas Nancy, pihaknya bekerja sama dengan instansi lain, seperti Dinkes maupun Capil. Anjaswari Dewi, selaku Kepala Kantor Regional I BKN Yogyakarta, sangat mengapresiasi dengan tim dari Purworejo.
“Dari berbagai daerah, hanya dari Kabupaten Purworejo saja yang membawa tim kesehatan sendiri, lengkap dengan ambulan dan posko,” kata Nancy.
Terkait dengan pelaksanaan CPNS ini, Nancy juga berpesan, agar peserta jangan sampai tergiur, jika ada pihak yang mau membantu supaya bisa lolos seleksi dan diterima jadi PNS dengan imbalan sejumlah uang.
“Yang bisa menentukan diterima atau tidak, ya peserta sendiri, bukan orang lain,” pungkas Nancy. (Jon)