KORANJURI.COM – Produk kakao dari Kabupaten Jembrana tidak akan jadi menu eksklusif, tapi akan dibuat jadi hidangan minuman yang memasyarakat.
Kabupaten Jembrana punya potensi panen raya 4.000 ton kakao setiap tahun dengan kuantitas ekspor 75 ton. Kepada Gubernur Bali Wayan Koster, Bupati Jembrana Nengah Tamba mengaku akan membuat produk kakao itu lebih inklusif dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.
“Saya akan mendeklarasikan kakao menjadi minuman yang mentradisi. Kalau hari ini sudah biasa ada coffee morning, teh morning, maka nanti akan ada cokelat morning,” kata Tamba di Jembrana, Selasa, 22 Juni 2021.
Gubernur Bali mendukung rencana Bupati Jembrana untuk mengembangkan produk kakao yang mampu memberi nilai tambah ekonomi dan kehidupan bagi masyarakat di Jembrana.
“Ini untuk mewujudkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali,” kata Koster.
Selain produk pertanian, Gubernur Bali Wayan Koster juga menyinggung tentang kekayaan tradisi di Kabupaten ujung barat pulau Bali itu.
Selain itu, kata Koster, kerajinan rakyat di Jembrana memiliki kekhasan tersendiri seperti, tenun songket dan kerajinan Endek yang unik.
“Jadi Pak Bupati tolong dan saya titip UMKM-nya agar betul-betul dibina dengan baik dan difasilitasi,” kata Gubernur.
Gubernur Bali Wayan Koster bertemu dengan Bupati Kabupaten Jembrana Nengah Tamba, saat menghadiri pementasan kolosal drama tari ‘Bung Karno di Bawah Pohon Sukun’ yang berlangsung di panggung terbuka Pura Jagatnatha, Kabupaten Jembrana, Selasa (22/6/2021). (Way)