2 Siswa SMKN 1 Purworejo Wakili Indonesia di Abu Dhabi

oleh
Kedua siswa SMK Negeri 1 Purworejo, Rizki Dwi Afrianto dan Syaiful Irfani, yang mewakili Indonesia di ajang World Skill Competition-Abu Dhabi, bersama Kepala Sekolah,  Budiyono, SPd, MPd - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Dua siswa SMK Negeri 1 Purworejo, Rizki Dwi Afrianto dan Syaiful Irfani, lolos dengan nilai terbaik dalam seleksi nasional lomba World Skill Competition (WSC) atau lomba ketrampilan siswa tingkat dunia. Selanjutnya, Rizki dan Syaiful akan mewakili Indonesia di ajang WSC tersebut, yang akan berlangsung di Abu Dhabi, 14-19 Oktober 2017 mendatang.

Rizki turun di mata lomba Prototipe Modelling, dan Syaiful di Cabinet Making. Untuk menghadapi ajang bergengsi kelas internasional tersebut, keduanya harus menjalani pemusatan pelatihan selama setahun. Rizki di Toyota, Jakarta, dan Syaiful di Malang.

Menurut Kepala SMKN 1 Purworejo, Budiyono, SPd, MPd, kedua siswanya tersebut lulus tahun ini. Namun saat mengikuti seleksi dari tingkat kabupaten hingga nasional, keduanya masih siswa SMK N 1 kelas XII.

“Rizki jurusan tekhnik permesinan, dan Syaiful jurusan tekhnik furnitur,” jelas Budiyono, Kamis (11/8), di kantornya.

Jelas Budiyono, perjuangan kedua siswanya hingga bisa mewakili Indonesia di lomba WSC 2017 – Abu Dhabi tersebut sangat berat. Mereka harus mendapatkan nilai terbaik, sejak dari seleksi tingkat sekolah, kabupaten, propinsi, hingga nasional.

Dalam seleksi tersebut, ada 54 mata lomba yang dipertandingkan. Namun yang masuk WSC hanya ada 45 mata lomba, diantaranya Prototipe Modeling dan Cabinet Making yang diikuti oleh Rizki dan Syaiful tersebut.

Inti dari lomba tersebut, terang Budiyono, tentang kemahiran dan ketrampilan siswa dalam mempergunakan alat kerja/mesin, sesuai bidang masing-masing, hingga mencapai hasil yang terbaik, meliputi ketepatan ukuran, bentuk, dan kehalusan.

“Di Cabinet Making, yang jadi penilaian bagaimana kemahiran kita menggunakan alat manual (mesin portable), seperti bur, ketam, triner, juga alat lainnya,” cerita Syaiful, siswa warga Kaliboto, Bener ini.

Dari awal seleksi tingkat kabupaten hingga nasional, Syaiful membuat bingkai kaca, meja belajar, dan meja rias, hingga membuatnya meraih nilai tertinggi, dan mewakili Indonesia.

Hal tak jauh beda juga dilakukan Rizki. Siswa asal Desa Kumpulrejo, Grabag ini di seleksi tingkat nasional membuat prototipe avove meter digital, hingga membuatnya meraih nilai tertinggi, mengalahkan para pesaingnya dari wakil propinsi se-Indonesia.

Atas prestasi kedua siswanya tersebut, Budiyono mengaku sangat bangga, karena tak hanya membawa nama baik sekolah saja. Tapi nama daerah juga ikut terangkat.

“Semoga saja keduanya bisa juara, sehingga bisa mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia,” pungkas Budiyono.
 
 
Jon

KORANJURI.com di Google News