2 Kandidat Rektor IKIP PGRI Bali Paparkan Visi Misi

oleh
Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum (kiri) sebagai calon incumbent dan Dr. Anak Agung Ngurah Adiputra, M.Pd. (kanan) - foto: Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Pemilihan Rektor IKIP PGRI Bali periode 2018-2022 memasuki tahap penyampaian visi misi. Dua kandidat masing-masing, Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum sebagai calon incumbent dan Dr. Anak Agung Ngurah Adiputra, M.Pd., memaparkan program kerjanya di hadapan Senat, Senin, 23 April 2018.

Dalam pemaparannya, incumbent I Made Suarta menekankan pada pembangunan prestasi di lingkungan akademis. Banyak prestasi yang diraih selama 2 periode masa kepemimpinannya. Termasuk, peningkatan jumlah dosen S2 dan S3 di kampus tersebut.

Selama memimpin lembaga itu, Suarta juga mampu membawa IKIP PGRI ke peringkat 100 besar terbaik dari sekitar 3.000 PTS di Indonesia. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang belum terselesaikan hingga sekarang yakni, perubahan IKIP PGRI Bali menjadi Universitas.

“Saya merasakan sendiri betapa sulit mencapai Universitas. Kalau pun ijin operasionalnya sekarang keluar, saya bisa bayangkan betapa beratnya. Tapi di sisi lain, saya berusaha berbuat terbaik untuk lembaga ini. Terlebih di sisa usia saya menjabat, saya masih bisa melakukan hal-hal produktif,” jelas Made Suarta, Senin, 23 April 2018.

Jika nanti terpilih lagi, Made Suarta akan memprioritaskan transformasi lembaga dari Institut menjadi Universitas. “Target saya secepatnya, kalau bisa tahun ini, September sudah beroperasi,” ujarnya demikian.

Suarta menambahkan, yayasan kembali mendorongnya maju di pemilihan rektor periode 2018-2022, karena sejumlah prestasi yang pernah ditorehkannya. Selain itu, statuta organisasi PB PGRI, menurut Suarta, salah satunya mengatur masa kepemimpinan rektor 4 tahun dan dapat diperpanjang 2 periode, dan apabila berprestasi diberikan kesempatan sekali lagi.

“Yang pasti, lembaga ini harus berjalan dan berkembang dengan baik, dan pemilihan rektor seperti sekarang harus menjadi tradisi demokrasi di kampus IKIP PGRI kedepannya,” ujar Made Suarta.

Sementara, Dr. Anak Agung Ngurah Adiputra, M.Pd., menukik pada tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan tinggi kedepan, khususnya pengembangan Kampus IKIP PGRI Bali. Persaingan global bukan lagi menjadi sebuah keniscayaan. Tapi memungkinkan dan memberikan peluang masuknya perguruan tinggi asing ke Indonesia. Kompetisi menjadi semakin berat.

Terkait hal itu, tiga program utama akan digulirkan jika dirinya terpilih memegang tampuk kepemimpinan di IKIP PGRI Bali. Pertama, peningkatan SDM civitas akademika kampus. Program kedua menjadi prioritas utama, agar kampus memiliki 5 orang guru besar.

“Itu yang akan saya diperjuangkan. Selain itu, yayasan dan lembaga harus mempermudah proses tersebut. Karena itu modal utama lembaga ini akan berkembang,” ujar Ngurah Adiputra.

Program ketiga yakni, lembaga juga harus memiliki program magister paska sarjana. Selain itu, peningkatan karya tulis dosen dan dana penelitian hibah juga menjadi konsentrasi untuk menaikkan grade lembaga.

“Tanpa guru besar dan program studi magister paska sarjana, kita akan kalah. Harapan dari yayasan kedepan, lembaga harus mampu meningkatkan peringkat menjadi A untuk bersaing dengan PTN,” jelas Ngurah Adiputra.

Hasil penyampaian visi misi dua kandidat rektor IKIP PGRI Bali itu nantinya akan diserahkan senat ke pihak yayasan untuk memutuskan figur yang layak menjadi orang nomor satu di lembaga pendidikan IKIP PGRI Bali. (Way)

KORANJURI.com di Google News