Wujudkan Profil Pelajar Pancasila, SMPN 13 Purworejo Adakan Pentas Seni Projek Bhinneka Tunggal Ika

oleh
Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sesuai yang dirumuskan dalam Kurikulum Merdeka, SMPN 13 Purworejo menggelar Pentas Seni Projek Bhinneka Tunggal Ika, Senin (12/09/2022) - foto: Sujono/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sesuai yang dirumuskan dalam Kurikulum Merdeka, SMP N 13 Purworejo menggelar Pentas Seni Projek Bhinneka Tunggal Ika, Senin (12/09/2022).

Dalam kegiatan ini, berisi tentang penampilan produk pembelajaran projek tentang Bhinneka Tunggal Ika, yang dimensinya adalah Kebinekaan global dan elemennya mengenal budaya dan identitas budaya.

Menurut Kepala SMP N 13 Purworejo, Achmad Yulianto, S.Pd., dengan adanya projek ini, anak-anak terus terus melakukan browsing, belajar dan mempelajari tentang keanekaragaman budaya-budaya di Indonesia, kemudian ditampilkan dari segi seni, terdiri dari musik, budayanya, pakaian dan cara menarinya.

“Dengan cara itu mereka langsung belajar untuk mengenal budaya-budaya yang beragam, kemudian diminta untuk menghasilkan produk. Alhamdulillah, dari pembelajaran projek selama 64 jam pelajaran, dari Senin (05/09/2022) hingga Sabtu (10/09/2022), telah menghasilkan produk projek yang ditampilkan dalam bentuk pentas seni,” jelas Yulianto.

Projek tersebut, kata Yulianto, wajib diikuti semua siswa kelas VII yang berjumlah 219 siswa. Masing-masing kelas, didampingi 3 guru pembimbing projek.

Teknisnya, menurut Yulianto, satu kelas dibagi tiga kelompok sesuai jumlah pembimbing. Namun dalam pentas seni tiap kelas dibagi 2 kelompok. Untuk penilaian pembelajarannya, setiap guru menilai 10 sampai 12 siswa.

“Untuk yang pentas seni produk, yang dinilai produknya. Sistemnya kompetisi agar mereka berlomba-lomba untuk tampil sebaik -baiknya. Nantinya akan diambil yang terbaik 1, 2, 3,” jelas Yulianto.

Semua siswa, terang Yulianto, terlibat dalam projek Bhinneka Tunggal Ika. Karena dalam penggarapan projek adalah bagian dari kurikulum merdeka. Jadi disamping pembelajaran tatap muka, siswa harus ikut dalam pembelajaran projek.

Dalam pembelajaran tatap muka, mengedepankan pembelajaran berdeferensial yaitu menyesuaikan karakter/tipe anak. Ada tipe mendengar, berbicara dan gerak. Dalam pelaksanaannya, meski tujuannya sama, namun caranya berbeda, menyesuaikan tipe anak.

Dalam satu tahun, kata Yulianto, ada 6 projek yang harus dijalankan. Setelah Bhinneka Tunggal Ika ini, proyek selanjutnya tentang Keimanan, Jum’at Sehat, Adiwiyata, Karnaval, dan Sampahku Tanggung Jawabku. Projek tersebut, sebagai media atau alat untuk membentuk 6 profil Pelajar Pancasila.

“Dalam Kurikulum Merdeka, siswa dituntut mengikuti pembelajaran tatap muka, dan pembelajaran projek guna penguatkan profil pelajar Pancasila, yakni, Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif.

Produk projek yang diwujudkan dengan pentas secara besar tersebut, merupakan projek perdana. Harapannya, supaya siswa terinspirasi dan juga termotivasi, terangsang untuk senantiasa berkreativitas sesuai tema masing-masing, agar harapan pemerintah bisa tercapai, yaitu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. (Jon)

Baca Artikel Lain KORANJURI di GOOGLE NEWS

KORANJURI.com di Google News