KORANJURI.COM – Kondisi Gunung Agung pada Selasa, 5 Desember 2017, terlihat tenang dari Pura Besakih. Asap tidak terlihat mengepul seperti sebelumnya. Meski awan tebal menutupi kawah dari jarak pandang sekitar 6 km.
Sejumlah warga masih terlihat beraktifitas seperti biasa dengan membuka warung dan menawarkan selendang untuk mencapai Pura terbesar di Bali itu. Ketut Kasih, warga sekitar menuturkan, jika cuaca memungkinkan warga kembali beraktifitas di lereng Gunung Agung itu.
“Kalau sore mereka kembali ke pengungsian. Hanya sebagian saja yang kembali untuk melihat rumah mereka yang ditinggalkan atau berjualan disini,” jelas Ketut Kasih ditemui Koranjuri.com, Selasa, 5 Desember 2017.
Namun di tengah aktifitas masyarakat, sekitar pukul 11.47 wita, suara gemuruh terdengar dari puncak kawah Gunung Agung. Ketut Kasih mengaku baru kali ini suara riuh terdengar hingga di Pura Besakih.
“Baru kali ini (suara gemuruh) kedengaran dari sini, biasanya tidak. Mungkin lebih dari lima kali kedengaran,” jelas Kasih.
Sampai saat ini, sejumlah warga yang berada di lereng Gunung Agung sudah mengungsi. Hanya saja, sebagian warga akan kembali ke rumah mereka di siang hari untuk beraktifitas.
Dikatakan Ketut Kasih, selama desa ditinggalkan penghuninya, Babinsa, relawan dan Pecalang tetap melakukan pengamanan dengan patroli hingga desa-desa yang berada KRB I dan II.
“Besakih ditetapkan wilayah KRB III,” ujar Kasih.
Sejumlah wisatawan asing juga masih terlihat mengamati situasi Gunung Agung dari Pura Besakih.
“Justru semakin banyak, terutama pagi hari mulai pukul 05.00 pagi. Mereka penasaran dan ingin melihat situasi Gunung Agung dalam kondisi erupsi seperti sekarang,” ujar Ketut Kasih. (Way)