Wisata Spiritual Pancoran Solas di Destinasi Hidden Canyon, Ini Lokasinya

oleh
Pura Beji Pancoran Solas di Desa Adat Guwang, Kecamatan Sukawati Gianyar - foto: Catur/Koranjuri.com

KORANJURI.COM – Desa Adat Guwang Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar selama ini telah mengembangkan objek wisata Hidden Canyon. Di areal objek tersebut, warga desa adat juga melakukan penataan kawasan Beji Solas.

Beji dengan 11 pancuran air ini diyakini dapat memenuhi doa, bagi para pemohon berkat. Sementara, prajuru yang menjadikan mata air ini sebagai air dalam kemasan, telah memperoleh omzet ratusan juta rupiah setiap tahun.

Bendesa Adat Guwang I Ketut Karben Wardana mengatakan, air dari beji tersebut cukup besar. Apalagi dengan 11 pancuran sekaligus. Namun sebelum dikelola, air dari beji itu banyak terbuang sia-sia ke sungai.

Saat mengawali pemerintahannya sebagai Bendesa Adat Guwang, di sanalah terbersit kenginginan mengelola beji tersebut. Tentunya berkat dukungan tokoh masyarakat dan prajuru desa adat setempat.

‘’Kami mulai persiapan itu sejak 2017. Dengan melakukan uji lab untuk memastikan kelayakan. Waktu itu juga didukung bantuan dari PUPR Provinsi Bali,’’ kata Ketut Karben, Senin (7/9/2020).

Hasil lab pun memastikan air dari Beji Solas tersebut memenuhi unsur kelayakan untuk dikonsumsi. Selanjutnya disiapkan tempat untuk proses filterisasi hingga ultraviolet.

Awal dibuka pada Juli 2018 lalu, sebagai promosi seluruh krama Desa Adat Guwang diberikan gratis untuk kemasan galon ukuran 19 liter. Desa Adat Guwang terdiri dari tujuh banjar, yakni Banjar Tegal, Buluh, Manikan, Tatag, Dangin Jalan, Sakih dan Banjar Wangbung.

“Sambutan krama kami saat itu sangat positif dan sampai saat ini hampir 90 persen krama Desa Adat Guwang yang berjumlah 1.359 KK sudah berlangganan air kemasan ini,” ujarnya.

Air dalam kemasan itu hanya dijual kepada krama Desa Adat Guwang seharga Rp 5 ribu per galon ukuran 19 liter. Setiap hari mampu diproduksi 300 galon.

Tak hanya itu, pihaknya juga memproduksi air botol kemasan ukuran 330 ml yang dinamakan Air Mineral Toya Beji Guwang.

“Kalau air kemasan botol ini biasa kami manfaatkan untuk kebutuhan di pura bila ada upacara termasuk juga di desa,” katanya.

Sampai saat ini, omzet penjualan air kemasan tersebut mencapai Rp 411 juta lebih pada 2019 lalu dengan laba seratus juta lebih. Hasil dari penjualan tersebut dimanfaatkan untuk mendukung prosesi upacara di desa adat.

Sehingga, krama desa adat setempat tidak pernah dikenakan urunan lagi untuk prosesi upacara.

“Maka ini juga akan kami jadikan sebagai Baga Usaha Praduen Desa Adat Guwang,” ujarnya demikian.

Tidak hanya itu, pihaknya juga berencana menjual produk ini kepada pelanggan di luar wilayah Desa Adat Guwang. Namun pihaknya sedang menunggu proses izin dari BPOM, terutama untuk air kemasan 330 ml.

Perlu diketahui, Beji Solas yang berada pada satu kawasan dengan objek wisata Hidden Cenyon juga bisa dikunjungi wisatawan. Diyakini dengan melukat di 11 pancuran itu dapat memberikan kesucian, serta mendapat berkat atas doa yang disampaikan.

Objek wisata Hidden Canyon sendiri sampai saat ini sudah dibuka untuk tamu domestik. Namun, tingkat kunjungan tidak seramai sebelum pandemi COVID-19. Menyikapi kondisi ini pihaknya pun sudah menurunkan harga tiket kunjungan, khusus untuk tamu domestik.

“Itu sudah termasuk welcome drink dan guide yang akan mengantar selama mengunjungi areal wisata kami,” jelasnya. (ning)

KORANJURI.com di Google News