KORANJURI.COM – Warna Tridatu punya makna mendalam dan sarat dengan filosofi bagi masyarakat Bali. Tridatu terdiri dari warna putih, hitam dan merah.
Representasi tiga warna itu umumnya diwujudkan melalui benang yang dirajut menjadi gelang.
Warna tridatu mengandung makna sebagai lambang manifestasi kesucian Tuhan dalam bentuk Trimurti yakni, Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa.
Merah melambangkan Dewa Brahma, sebagai pencipta. Putih melambangkan Dewa Siwa, sebagai pelebur dan Hitam melambangkan Dewa Wisnu sebagai pemelihara.
Tridatu juga melambangkan Tri Kona atau tiga perjalanan hidup manusia yaitu, lahir, hidup, dan mati. Dengan memakai gelang tridatu, diharapkan manusia selalu mengingat Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur.
Warna tridatu ini juga diwujudkan dalam kegiatan paslon nomer urut 02 Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta.
“Warna yang paling sakral di Bali adalah warna Tridatu. Merah, putih, hitam,” kata Calon Wakil Gubernur Bali nomor 2 Giri Prasta, Jumat, 18 Oktober 2024.
Dalam setiap kesempatan, Koster-Giri pasti sering berkoordinasi soal penggunaan busana adat Bali. Biasanya, Koster akan mengenakan busana adat Bali dominasi warna putih mulai dari kamen, saput dan udeng.
Sementara Giri Prasta Bupati Badung dua periode, identik dengan busana adat Bali berwarna hitam.
Jika kampanye bersamaan dengan paslon Bupati dan wakil Bupati yang diusung PDI Perjuangan, para paslon Bupati kerap menggunakan busana adat serba merah.
Saat berdiri diatas panggung, diatur dengan urutan warna sakral Tridatu yaitu dimulai dari merah, putih dan hitam.
Koster-Giri juga menaati kesakralan ini. Biasanya Koster akan berdiri atau duduk di tengah, diapit Giri disebelah kiri dan paslon bupati dan wakil bupati di sisi kanan. (*)