KORANJURI.COM – Menjelang tutup tahun 2024, warga Desa Serangan, Denpasar menggelar Upacara Memintar dengan mengelilingi Pulau Serangan, Senin, 30 Desember 2024. Sejumlah Pretima atau benda sakral diarak oleh ribuan warga. Termasuk, Tapel Barong dan Rangda.
Sekitar 2.000 warga berjalan menempuh jarak 7 km. Arak-arakan melewati delapan tempat suci atau Pura yang berada di kawasan Pulau seluas lebih dari 800 hektar. Warga bergerak dari Pantai Melasti, selanjutnya melewati Pura Patpayung, Pura Puncakin Tingkih, Lapangan I Wayan Bulit.
Kemudian, perarakan masuk ke kawasan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura. Sebab, di dalam KEK itu terdapat beberapa Pura seperti Tirta Arum. Prosesi kemudian berakhir di Pura Dalem Kahyangan Desa Serangan.
Kepala Komunikasi PT Bali Turtle Island Development (BTID) Zakki Hakim mengatakan, pihaknya mendukung kegiatan tradisi adat dan budaya oleh Masyarakat Serangan.
“Kami membuka akses untuk warga dan ini tradisi rutin yang digelar setiap tahun, kami di KEK Kura Kura selalu ikut berpartisipasi terkait kegiatan adat seperti Memintar ini,” kata Zaki di KEK Kura Kura Denpasar, Senin, 30 Desember 2024.
Tradisi Memintar yang merupakan tradisi tolak bala itu sudah berlangsung sejak tahun 1950-an. Saat itu, wabah penyakit menyerang warga Desa Serangan. Korban berjatuhan hingga banyak yang mati akibat wabah penyakit muntaber.
Sampai akhirnya, warga memutuskan untuk menggelar ritual dengan mengeluarkan Pretima yang ada di Pura. Benda-benda yang disakralkan itu diarak mengelilingi kawasan Pulau Serangan. Dengan upacara yang digelar warga, wabah penyakit pun sirna.
Zaki mengatakan, dalam empat tahun terakhir sejak KEK Kura Kura berdiri, pihaknya menjalin komunikasi perangkat Desa Serangan demi kelancaran upacara sakral itu. Menurutnya, dari tahun ke tahun pemedek atau umat Hindu yang mengikuti jumlah semakin bertambah.
“Tahun kemarin tak sebanyak sekarang, dan kami tetap menjalin komunikasi dengan warga terutama untuk kegiatan upacara tradisi seperti Memintar ini,” kata Zaki.
Pihaknya memastikan akses untuk warga saat menggelar ritual dapat berlangsung dengan lancar dan aman. Zaki mengungkapkan, beberapa rute pelintasan arak-arakan tanahnya masih berupa tanah.
Selain itu, rute itu juga menuruni perairan laut dangkal sehingga pihaknya memastikan tangga yang disiapkan dalam kondisi layak.
“Kita pastikan tenaga pengamanan di sini juga kami libatkan agar prosesi upacara Memintar ini berlangsung aman dan nyaman,” jelas Zaki Hakim. (Way)